Apakah Tropikalitas dalam Arsitektur Kolonial Kota Bandung Estetis? (Studi Kasus: Gereja St. Petrus Katedral Bandung)

Kusbiantoro, Krismanto (2008) Apakah Tropikalitas dalam Arsitektur Kolonial Kota Bandung Estetis? (Studi Kasus: Gereja St. Petrus Katedral Bandung). In: Seminar Nasional Peran Arsitektur Perkotaan dalam Mewujudkan Kota Tropis, 6 Agustus 2008, Semarang.

[img]
Preview
Text
Semnas Peran Ars Perkotaan dlm Mewujudkan Kota Tropis.pdf - Published Version

Download (1791Kb) | Preview

Abstract

Tropikalitas dapat dipahami sebagai suatu resultan dari respon-respon manusia untuk hidup beradaptasi dengan iklim tropis. Respon-respon ini sangat evolutif dan kaya akan kemungkinan-kemungkinan sehingga tropikalitas menjadi begitu kompleks dan menarik sebagai suatu titik temu antara tantangan alam dengan tuntutan kualitas hidup manusia. Bruno Stagno dalam artikelnya yang berjudul Tropicality mengungkapkan bahwa masyarakat tropis cenderung responsif dan tidak antisipatif terhadap tantangan alam. Mereka cenderung menunggu dan berusaha bertahan dengan beradaptasi dan menjadi kultur yang khas. Isu tropikalitas juga telah dipahami sebagai suatu konstrain yang tak terhindarkan dalam desain arsitektur kolonial di Indonesia. Langgam arsitektur di Eropa tidak bisa begitu saja diterapkan di Indonesia tanpa memperhatikan aspek tropikalitas. Sejalan dengan kultur masyarakat tropis yang adaptatif, maka arsitektur kolonial pun beradaptasi sebagai respon terhadap isu tropikalitas. Arsitektur sebagai produk budaya tidak terlepas dari aspek estetika. Demikian juga dengan arsitektur kolonial yang telah sekian lama membentuk wajah kota Bandung sebagai elemen estetis yang signifikan. Adaptasi langgam arsitektur Eropa terhadap isu tropikalitas di Indonesia tentunya menghasilkan bentuk gubahan yang khas dan menjadi elemen yang menarik dalam tinjauan estetika. Salah satu bangunan arsitektur kolonial yang signifikan keberadaannya di Bandung adalah Gereja St. Petrus Katedral karya WCP Schoemaker. Bangunan ini telah beradaptasi dengan masalah tropikalitas lewat pemilihan material, kemiringan atap yang tinggi dan bukaan-bukaan berupa jendela dan ventilasi yang menghiasi elemen pelingkup ruang pada bangunan ini. Penelitian dengan metode observasi lapangan ini mau menunjukkan bahwa adaptasi terhadap iklim tropis menghasilkan elemen-elemen desain yang sangat kaya dan berpotensi untuk menjadi elemen estetis yang terintegrasi. Tulisan ini akan mengulas komposisi elemen-elemen bentuk pada obyek studi yang merupakan ekspresi adaptasi terhadap isu tropikalitas dengan kacamata estetika. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa tropis itu estetis dalam pemahaman estetika yang pragmatis.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: tropikalitas, tropis, adaptasi, arsitektur kolonial, estetika, elemen estetis, komposisi, pragmatis
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 12 Mar 2012 09:36
Last Modified: 31 Aug 2018 11:11
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/737

Actions (login required)

View Item View Item