Steffi, Maria ( 0723037 ) (2013) Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak, dan Lingkungan Fisik Yang Ergonomis (Studi Kasus Di Gereja Isa Almasih Lengkong Besar, Bandung). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0723037_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (151Kb) | Preview |
|
|
Text
0723037_Appendices.pdf - Accepted Version Download (641Kb) | Preview |
|
|
Text
0723037_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (168Kb) | Preview |
|
Text
0723037_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1087Kb) |
||
Text
0723037_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (236Kb) |
||
Text
0723037_Chapter4.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (419Kb) |
||
Text
0723037_Chapter5.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1464Kb) |
||
|
Text
0723037_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (449Kb) | Preview |
|
Text
0723037_Cover.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (122Kb) |
||
|
Text
0723037_References.pdf - Accepted Version Download (129Kb) | Preview |
Abstract
GIA (Gereja Isa Almasih) Lengkong Besar merupakan gereja yang berlokasi di Jln. Lengkong Besar No. 66 Bandung yang memiliki berbagai macam kegiatan kerohanian. Di gereja ini, para jemaat mengeluhkan alas duduk yang digunakan untuk ibadah Doa Jumat tidak memiliki sandaran punggung dan mengeluhkan kaki mudah kram/kesemutan, mimbar yang digunakan berukuran terlalu kecil untuk meletakkan barang-barang pembicara ketika berkotbah, tata letak alas duduk belum tertata dengan baik karena terlalu menumpuk di bagian kiri, tata letak pemain musik yang yang belum tertata dengan baik, tata letak proyektor depan yang dirasakan cukup tinggi diliat dengan posisi duduk di lantai, dan lingkungan fisik yang dirasakan belum dapat memberikan kenyamanan bagi jemaat yang mengikuti ibadah Doa Jumat. Untuk mengetahui keluhan jemaat akan kram/kesemutan yag dirasakan, penulis menyebarkan kuesioner dasar dan kuesioner Nordic Body Map untuk mengetahui bagian tubuh mana saja yang merasakan sakit sehingga hasil penyebaran kuesioner ini dijadikan sebagai acuan dalam perancangan yang dilakukan. Untuk membuat rancangan dari perancangan yang akan dilakukan maka penulis mengumpulkan data-data fasilitas fisik yang digunakan, dimensi ukuran ruangan dan layout dari GIA Lengkong Besar, tata letak pemain musik, dan tata leyak proyektor depan. Data-data ini yang kemudian diperlukan dalam pengolahan data untuk memperbaiki/merancang fasilitas fisik, tata letak, dan lingkungan fisik GIA Lengkong Besar. Dari penyebaran 33 kuesioner dasar dan kuesioner Nordic Body Map diperoleh hasil bahwa keluhan tersebut datang karena alas duduk yang digunakan tidak memiliki sandaran punggung ataupun selonjoran kaki, berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dasar diperoleh bahwa harapan yang diinginkan oleh jemaat GIA Lengkong Besar yaitu kursi alas duduk yang memiliki sandaran punggung ataupun selonjoran kaki. Setelah mengumpulkan setiap data yang diperlukan, maka penulis melakukan pengolahan data-data tersebut. Dilakukanlah perancangan kursi alas duduk untuk posisi di lantai dengan menggunakan acuan data anthropometri sehingga didapatkan data bahwa untuk panjang alas duduk yang sesuai yaitu sebesar 60 cm, lebar kursi alas duduk sebesar 53cm, sandaran punggung 53cm, sudut kemiringan kursi sebesar 10⁰, dan panjang selonjoran kaki sebesar 45cm. Untuk perbaikan mimbar Doa Jumat juga dengan menggunakan data anthropometri sehingga didapatkan 2 alternatif perancangan untuk mimbar Doa Jumat, melakukan perancangan tata letak kursi alas duduk yang masih tertumpuk di salah satu sisi, sehingga setelah dilakukan perancangan terhadap tata letak kursi alas duduk, maka tata letak alas duduk menjadi semakin tersusun dengan baik. Untuk perbaikan pemain musik dilakukan dengan cara mengukur sendiri dimensi-dimensi dari ukuran yang diperlukan dalam perancangan sehingga didapatkan hasil rancangan yaitu mengubah letak pemain bass sejajar dengan letak pemain gitar. Untuk tata letak proyektor digunakan rumus segitiga siku yang membantu dalam perhitungan sudut rotasi mata maksimum dan berasal dari pengolahan data yang dilakukan, layar proyektor depan jika dilihat dari posisi duduk di paling depan sebelah kiri memerlukan perbaikan jarak proyek. Untuk pengukuran lingkungan fisik dilakukan dilakukan dengan menggunakan lux meter untuk mengukur pencahyaan dan termo and humadity meter untuk mengukur suhu dan kelembaban, alat-alat ini secara otomatis memberitahukan nilai dari pencahayaan, suhu dan kelembaban. Pencahayaan di GIA Lengkong Besar ini masih memerlukan perbaikan yang dapat dilakukan dengan cara menganti lampu-lampu yang ada dengan lampu yang wattnya lebih besar yaitu sebesar 83,219Watt.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering > 23 Industrial Engineering Department |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 26 Mar 2014 09:08 |
Last Modified: | 26 Mar 2014 09:08 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/5269 |
Actions (login required)
View Item |