Analisis Penggunaan Ruigigo, Hen, Okashi, dna Kawaru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik)

Yani, Yani (1342018) (2018) Analisis Penggunaan Ruigigo, Hen, Okashi, dna Kawaru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img] Text
1342018_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (788Kb)
[img] Text
1342018_Appendices.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (687Kb)
[img] Text
1342018_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (328Kb)
[img] Text
1342018_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (393Kb)
[img] Text
1342018_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (458Kb)
[img] Text
1342018_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (216Kb)
[img] Text
1342018_Cover.pdf - Accepted Version

Download (336Kb)
[img] Text
1342018_References.pdf - Accepted Version

Download (238Kb)

Abstract

SINOPSIS Analisis Penggunaan Ruigigo 変 Hen, 可笑しい Okashii, dan 変わる Kawaru dalam Kalimat Bahasa Jepang 1. Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia yang hidup di bumi ini dan bahasa mempunyai sifat atau ciri. Salah satu sifat atau ciri dari bahasa adalah bahasa bersifat universal. Salah satu contoh bahwa bahasa bersifat universal adalah setiap bahasa mempunyai persamaan makna (sinonim) dalam setiap kata-katanya. Menurut Badudu (1987 : 72), kata sinonim ialah kata yang bentuknya berbeda, tetapi mengandung makna sama atau hampir sama. Oleh sebab itu, setiap pemakai bahasa harus tahu bagaimana menggunakan kata-kata sinonim tersebut, karena terdapat kata sinonim yang dapat saling menggantikan atau bersubstitusi, tetapi ada pula kata sinonim yang tidak dapat bersubstitusi. Sinonim tidak hanya terdapat dalam bahasa Indonesia, tetapi juga terdapat dalam bahasa Jepang. Sinonim dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo (類 義語). Menurut Tsujimura (1996 : 307), pengertian ruigigo (sinonim) adalah sebagai berikut : “If words exhibit different phonological realizations but they have the same or nearly the same meaning, the words are said to be synonyms.” “Jika ada kata-kata yang memiliki realisasi fonologi yang berbeda tetapi memiliki kesamaan makna atau mirip, maka kata-kata tersebut dapat dikatakan sebagai sinonim.” 98 Universitas Kristen Maranatha Contoh sinonim dalam bahasa Jepang, yaitu kata kirei (きれい) dengan kata utsukushii (美しい), yang memiliki arti cantik, bersih, indah. Selain itu, ada pula kata kerja hanasu (話す) dengan kata kerja shaberu (喋る) yang apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama, yaitu berbicara. Selain ruigigo kirei (きれい) dengan utsukushii (美しい) dan ruigigo hanasu (話す) dengan shaberu (喋る), ada pula ruigigo hen (変), okashii (可笑し い), dan kawaru (変わる). Dalam bahasa Indonesia, kata hen (変), okashii (可笑 しい), dan kawaru (変わる) memiliki pengertian yang hampir sama, yaitu aneh, berbeda. 2. Analisis 1. (26) a. お父さん。。。なんだか様子がヘンだわ。。。 Otousan... nandaka yousu ga hen-da wa… Ayah... entah kenapa ayah kelihatan aneh… (TMC, 2010 : 16) Secara sintaksis, struktur kalimat dalam data 1. (26a) terdiri dari subjek, penanda keterangan, dan predikat. Fungsi subjek diisi oleh kata お父さん otousan (ayah), fungsi penanda keterangan diisi oleh kata なんだか nandaka (entah kenapa), dan fungsi predikat diisi oleh frase 様子がヘンだわ yousu ga hen-dawa (kelihatannya aneh). Jika dilihat dari makna yang dihasilkan oleh masing-masing kata, kata ヘ ンだ hen-da yang terdapat dalam data 1. (26a) memiliki makna ‘aneh’. Makna 99 Universitas Kristen Maranatha ‘aneh’ yang dihasilkan oleh kata tersebut menerangkan bahwa keadaan yang terlihat atau 様子 dari ayah penutur terlihat aneh, tidak seperti biasanya. Kalimat yang terdapat pada data 1. (26a) berasal dari komik yang berjudul The Magic of Chocolate ( ショコラの魔法 Shokora no Mahou) yang menceritakan bahwa sebelumnya sikap dari ayah penutur adalah rendah hati, murah senyum, dan ramah terhadap semua orang. Akan tetapi, setelah usaha toko yang digelutinya hancur, sikap dan keadaan dari ayah penutur menjadi berbeda. Sikapnya menjadi sangat ambisius dan menghalalkan segala cara untuk membuka usaha tokonya kembali agar berjalan dengan lancar. Melihat keadaan dari ayahnya tersebut, penutur merasa ketakutan akan setiap hal aneh yang diperbuat oleh ayahnya. Berdasarkan cerita tersebut, nuansa yang didapatkan dari kata ヘンだ dalam kalimat 1. (26a) adalah adanya perasaan buruk, yaitu ketakutan yang dialami oleh penutur. Jadi, kata ヘンだ dalam data tersebut digunakan untuk menyatakan keanehan yang disertai dengan perasaan buruk, seperti ketakutan akan sesuatu hal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zhonkui (1998 : 623) bahwa kata 変 juga dapat digunakan untuk menyatakan perasaan buruk yang dirasakan oleh seseorang. Apabila kata ヘンだ pada data 1. (26a) disubstitusi oleh kata 可笑しい okashii, maka kalimatnya akan menjadi sebagai berikut. 1. (26) *b. お父さん。。。なんだか様子が可笑しいわ。。。 Otousan... nandaka yousu ga okashii wa… Ayah... entah kenapa ayah kelihatan aneh… 100 Universitas Kristen Maranatha Secara struktur dalam kalimat, kata 可笑しい yang digunakan sebagai pengganti kata ヘンだ dalam data 1. (26a) dapat diterima. Begitu pun dengan makna yang dihasilkan oleh kata 可笑しい, yaitu ‘aneh’ dalam data tersebut dapat diterima. Akan tetapi, untuk nuansa yang didapatkan dari kata tersebut berbeda dari nuansa pada data 1. (26a) yang menggunakan kata ヘンだ. Kata 可 笑しい dalam data 1. (26b) tidak bisa digunakan untuk menunjukkan perasaan takut akan hal aneh yang terjadi. Justru, kata 可笑しい dapat digunakan untuk hal apapun yang mengundang tawa atau lucu (Zhonkui, 1998 : 193). Dengan demikian, kata 可笑しい tidak dapat menggantikan kata ヘンだ. Lalu, jika kata ヘンだ pada data 1. (26a) disubstitusi oleh kata 変わる kawaru, maka kalimatnya akan menjadi sebagai berikut. 1. (26) c. お父さん。。。なんだか様子が変わるわ。。。 Otousan... nandaka yousu ga kawaru wa… Ayah... entah kenapa ayah kelihatan aneh… Dilihat dari struktur kalimat, kata 変わる yang digunakan dalam data 1. (26c) dapat diterima. Kemudian, untuk makna yang dihasilkan oleh kata 変わる dalam data tersebut menjadi memiliki dua pengertian, yaitu ‘aneh’ dan ‘berubah’. Sebab, kata 変わる selain digunakan untuk menyatakan sesuatu hal yang aneh, kata tersebut juga dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu hal yang mengalami perubahan dengan menyertakan emosi (Zhonkui, 1998 : 244). Dengan kata lain, emosi ketakutan yang dirasakan oleh penutur dalam data 1. (26a) dapat dimunculkan pula dalam data 1. (26c) yang menggunakan kata 変わる. Jadi, 101 Universitas Kristen Maranatha dilihat dari struktur kalimat dan makna juga nuansa yang dihasilkan, kata 変わる dapat bersubstitusi dengan kata ヘンだ. 3. Simpulan Dalam kalimat bahasa Jepang, kata 変 dapat digunakan untuk menerangkan kondisi (temasuk kondisi atau situasi yang hening), sikap dari seseorang, kebiasaan, penampilan (termasuk dalam hal wujud atau bentuk), dan tempat tujuan. Selain itu, kata tersebut juga dapat digunakan untuk nuansa senang, lucu, heran, bertanya-tanya, dan serius. Selain kata 変, kata 可笑しい juga dapat digunakan untuk menerangkan penampilan (termasuk dalam hal tingkah laku), dapat digunakan dalam nuansa senang, lucu, heran, dan bertanya-tanya. Akan tetapi, kata 可笑しい lebih banyak digunakan untuk menerangkan hal yang bisa mengundang tawa hingga penutur mempunyai perasaan ingin tertawa terbahakbahak. Sementara itu, kata 変わる dapat digunakan untuk menerangkan kondisi, sikap dari seseorang, dan tempat tujuan. Selain itu, kata 変わる dapat digunakan untuk nuansa heran, bertanya-tanya, serius, dan gembira. Berbicara mengenai makna, kata 変 dapat memberikan makna ‘aneh’, ‘berubah’, ‘berbeda’, atau ‘lain dari biasanya’. Makna tersebut dapat muncul dalam bentuk positif maupun negatif, tergantung pada konteks kalimat yang ada. Kemudian, 可笑しい dapat bermakna ‘aneh’ atau ‘mencurigakan’. Makna ‘aneh’ yang dihasilkan oleh kata tersebut memberikan nuansa positif, di mana ada kelucuan yang bisa membuat penutur sampai tertawa terbahak-bahak. Kata 可笑 102 Universitas Kristen Maranatha しい biasanya menggambarkan suasana yang menggembirakan, yang dapat membuat orang tertawa. Akan tetapi, terkadang makna kata 可笑しい juga menggambarkan suasana yang negatif, seperti memberikan makna ‘mencurigakan’. Lalu, kata 変わる dalam kalimat dapat memberikan makna ‘aneh’, ‘berubah’, ‘ada sesuatu yang berbeda’, atau ‘lain dari biasanya’. Makna tersebut biasanya menggambarkan bahwa penutur merasakan rasa heran atau bertanyatanya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
Divisions: Faculty of Letters > 42 Japanese Department
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 03 May 2018 03:51
Last Modified: 03 May 2018 03:51
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/24449

Actions (login required)

View Item View Item