Perbandingan Motif Prososial Pada Siswa Usia 11-15 Tahun Yang Mengikuti Kegiatan Prmuka dengan Yang Tidak Mengikuti Pramuka di SLTPK "X" Kota Bandung

Liliasari, (9730113) (2007) Perbandingan Motif Prososial Pada Siswa Usia 11-15 Tahun Yang Mengikuti Kegiatan Prmuka dengan Yang Tidak Mengikuti Pramuka di SLTPK "X" Kota Bandung. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
9730113_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (90Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
9730113_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (264Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
9730113_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (126Kb) | Preview
[img] Text
9730113_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (199Kb)
[img] Text
9730113_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (163Kb)
[img] Text
9730113_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (157Kb)
[img]
Preview
Text
9730113_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (9Kb) | Preview
[img] Text
9730113_Cover.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (71Kb)
[img]
Preview
Text
9730113_References.pdf - Accepted Version

Download (10Kb) | Preview

Abstract

Penelitian ini diadakan untuk melihat perbandingan motif prososial siswa usia 11-15 tahun yang mengikuti kegiatan pramuka dan yang tidak di SLTPK `X` Bandung. Motif prososial dapat dikembangkan sejak usia dini, selain keluarga sekolah juga menjadi wadah untuk mengembangkan motif prososial. Salah satunya melalui kegiatan ekstrakulikuler pramuka, kegiatan pramuka yang terdiri atas task oriented dan communion oriented dapat mengembangkan aspek kognitif dan afeksi dari motif prososial. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori motif prososial dari Hoffman (1975). Motif prososial itu terbagi atas dua aspek yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif terdiri atas tiga elemen yaitu elemen persepsi tentang situasi, perspektif sosial dan nilai prososialitas. Aspek afektif terdiri atas empati dan afek positif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda komparatif. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur motif prososial adalah tes-skenario-situasi prososial terdiri dari sepuluh situasi yang disusun oleh peneliti. Tes-skenario-situasi prososial ini menjaring lima elemen motif prososial (Hoffman,1975). Untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dapat menjaring motif prososial siswa usia 11-15 tahun di SLTPK `X` Bandung, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada alat ukur tersebut. Hasil try out diketahui bahwa validitas alat ukur berkisar antara 0,367 sampai 0,754 dan reliabilitasnya adalah 0,784. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka diperoleh hasil rs 0,303, ini menunjukkan ada perbedaan dalam derajat kecil antara motif prososial siswa yang mengikuti kegiatan pramuka dengan yang tidak di SLTPK `X` Bandung. Dari hasil tersebut berarti bahwa ternyata kegiatan pramuka memberikan kontribusi yang kecil terhadap tumbuh kembang motif prososial pada siswa SLTPK `X` Bandung. Dari hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa Terdapat faktor lain yang memberikan kontribusi terhadap motif prososial selain kegiatan pramuka, faktor tersebut adalah sosialisasi di lingkungan keluarga dan sekolah. Keluarga dan sekolah yang kondusif memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan motif prososial. Mengingat penelitian ini menunjukkan perbedaan dalam derajat rendah maka disaranakan untuk penelitian selanjutnya dilakukan pada situasi sosial yang lain dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motif prososial dan digali secara akurat.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 04 Mar 2014 09:12
Last Modified: 04 Mar 2014 09:12
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/4915

Actions (login required)

View Item View Item