Analisis Penawaran Umum Terbatas II (PUT II) PT.Ciputra Tbk Dalam mengajukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)

Fernando H., Fernando H. ( 0452158 ) (2007) Analisis Penawaran Umum Terbatas II (PUT II) PT.Ciputra Tbk Dalam mengajukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
0452158_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (298Kb) | Preview
[img] Text
0452158_Appendices.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1419Kb)
[img]
Preview
Text
0452158_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (331Kb) | Preview
[img] Text
0452158_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (440Kb)
[img] Text
0452158_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (317Kb)
[img] Text
0452158_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1678Kb)
[img]
Preview
Text
0452158_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (265Kb) | Preview
[img] Text
0452158_Cover.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (340Kb)
[img]
Preview
Text
0452158_References.pdf - Accepted Version

Download (248Kb) | Preview

Abstract

Krisis Moneter pada tahun 1997 merupakan mimpi buruk bagi bisnis properti. Bisnis properti yang amat bergantung pada tingkat suku bunga dan tingkat inflasi dibuat “babak belur” oleh kondisi saat itu dimana tingkat inflasi sampai mencapai angka 100% lebih dan tingkat suku bunga yang melebihi tingkat kewajaran. Maka tidaklah heran bagi para pengembang yang bermodal menengah ke bawah harus gulung tikar karenanya banyak proyek – proyek yang tertunda bahkan berhenti di tengah jalan akibat banyak para pengembang tidak sanggup mendanai proyek tersebut dikarenakan biaya pembangunan proyek yang telah ditetapkan sebelum muncul krisis moneter meningkat hingga puluhan kali lipat saat krisis moneter datang. Ditambah lagi sebagian besar para pengembang bermodalkan pinjaman hutang baik dari bank maupun pihak ketiga sehingga saat pembayaran jatuh tempo tiba bunga yang mereka harus bayar hingga puluhan kali lebih banyak dari ketetapan awal sebelum krisis moneter. Tidak terkecuali dengan PT Ciputra Development Tbk.,saat krisis berlangsung bahkan harus melikuidasi Bank Ciputra dan meninggalkan dunia asuransi untuk bisa survive menghadapi krisis. Padahal saat itu Ciputra merupakan pengembang papan atas di Indonesia. Berbagai proyek harus tertunda bahkan rencana ekspansi beberapa proyek harus dibatalkan akibat hutang yang menumpuk hingga mencapai angka Rp1,99 triliun. Namun dibawah pimpinan Ir.Ciputra yang telah berpengalaman di bisnis properti Indonesia maka beberapa langkah diambil sehingga Ciputra dapat selamat dari badai krisis yang mulai mereda tahun 2001 seiring stabilnya kondisi makro Indonesia. Salah satu langkah penting yang diambil adalah dengan melakukan Penawaran Umum Terbatas II (PUT II) yang ditawarkan mulai tanggal 12 Oktober 2006 hingga tanggal 12 Desember 2006. Langkah ini diambil tidak lama setelah Ciputra menyelesaikan hutang perusahaan dengan para kreditur,yang berlangsung dari tahun 1998 semenjak krisis moneter,pada tanggal 29 Maret 2006 melalui closing agreement. Sehingga diadakannya PUT II diharapkan dapat menghasilkan dana segar bagi Ciputra untuk melakukan ekspansi usaha seiring dengan bangkitnya sektor properti pasca terjangan krisis moneter. Bagi para pemegang saham Ciputra yang mendapat prioritas utama dalam PUT II ini yang juga disertai waran jika menggunakan haknya atau menerima tawaran yang diajukan perlu berpikir dua kali untuk menggunakan haknya. Tentunya para pemegang saham akan menganalisis kinerja perusahaan selama beberapa tahun terakhir apakah terjadi peningkatan kinerja atau terjadi penurunan. Setelah melakukan analisis tersebut mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan akan penggunaan haknya untuk mengexercise sahamnya atau tidak yang berkonsekuensi pada dilusi kepemilikan pasca PUT II. Untuk itu segala perhitungan cermat akan kinerja perusahaan serta keuntungan (kerugian) yang di dapat untuk mengexercise jumlah lembar sahamnya menjadi perhitungan yang krusial. Prosedur yang akan diikuti pun telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) selaku pengendali Pasar Modal di Indonesia dan transaksi PUT II akan dilaksanakan melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai tanggal 12 Oktober 2006.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Economics > 52 Management Department
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 02 Dec 2015 11:08
Last Modified: 02 Dec 2015 11:08
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/17741

Actions (login required)

View Item View Item