Analysis of The Theme in Julie Otsuka's 'When The Emperor Was Divine'

Maria, Stephanie Astrid ( 0141099 ) (2006) Analysis of The Theme in Julie Otsuka's 'When The Emperor Was Divine'. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
0141099_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (139Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0141099_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (44Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0141099_Biography_of_julie_otsuka.pdf - Accepted Version

Download (43Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0141099_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (78Kb) | Preview
[img] Text
0141099_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (121Kb)
[img] Text
0141099_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (59Kb)
[img] Text
0141099_Cover.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (124Kb)
[img]
Preview
Text
0141099_References.pdf - Accepted Version

Download (56Kb) | Preview

Abstract

Dalam skripsi ini, saya membahas tema melalui tiga tokoh utama dari sebuah novel berjudul When the Emperor Was Divine, karya Julie Otsuka, seorang penulis Jepang kelahiran Amerika. Melalui tokoh-tokoh utama dalam novel ini, tema yang saya peroleh ialah adanya lingkungan yang tidak kondusif serta diskriminatif yang berdampak negatif terhadap watak seseorang. Tema ini diperoleh dari penggambaran seorang ibu, anak perempuan, dan anak laki-lakinya. Keadaan yang buruk selama peperangan antara Amerika dan Jepang memberikan pengaruh yang besar terhadap tiga tokoh tersebut. Novel ini mengangkat kisah sebuah keluarga Jepang yang sudah lama menetap di Amerika. Keluarga ini terdiri atas ayah, ibu, serta kedua orang anak mereka, anak perempuan berusia sebelas tahun, dan anak laki-laki berusia delapan tahun. Ayah mereka ditangkap pada malam setelah penyerangan Pearl Harbor yang menyebabkan sang ibu menjadi orang tua tunggal yang harus mengurus rumah dan kedua anaknya pada masa yang sangat sulit. Sebagai keluarga keturunan Jepang, mereka harus mengikuti perintah pemerintah Amerika yang mewajibkan semua warga keturunan Jepang menempati tempat pengasingan yang berada di Gurun Pasir Utah. Keadaan seperti ini membuat mereka sangat tertekan. Selain itu, prasangka buruk masyarakat di sekitar tempat mereka tinggal turut pula membuat mereka tidak nyaman. Mereka juga tidak bisa mempercayai orang lain karena banyaknya tekanan yang mereka alami. Masa pengasingan telah berdampak sangat negatif bagi mereka. Mereka tinggal di tempat pengasingan yang kondisinya buruk, tanpa adanya kepastian kapan mereka akan dibebaskan, dan di sana mereka harus sangat berhati-hati dalam bertindak. Sang ibu memberikan banyak larangan kepada anaknya karena ia takut bahwa kesalahan kecil saja dapat menyulitkan mereka. Setelah tiga setengah tahun berada dalam tempat pengasingan, akhirnya perang berakhir dan mereka pun diperbolehkan pulang ke rumah mereka yang lama. Akan tetapi, kondisi rumah mereka tidak lagi sama seperti semula dan kehidupan mereka di lingkungan tersebut berubah total. Ayah mereka akhirnya kembali. Namun, ia tidak lagi seperti sosok yang mereka nantikan selama ini. Ayah mereka telah berubah baik secara fisik maupun mental. Ia bukan lagi sosok seorang ayah yang mereka kenal selama ini.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: P Language and Literature > PR English literature
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 05 Jun 2014 09:07
Last Modified: 05 Jun 2014 09:07
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/6091

Actions (login required)

View Item View Item