Analysis of The Theme in Nadine Gordimer's 'July's People'

Widarsa, Meily Yuliani ( 0041027 ) (2005) Analysis of The Theme in Nadine Gordimer's 'July's People'. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
0041027_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (102Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0041027_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (72Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0041027_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (76Kb) | Preview
[img] Text
0041027_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (128Kb)
[img]
Preview
Text
0041027_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (58Kb) | Preview
[img] Text
0041027_Cover.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (211Kb)
[img]
Preview
Text
0041027_References.pdf - Accepted Version

Download (65Kb) | Preview

Abstract

Dalam Tugas Akhir ini, penulis ingin membahas tema dari July’s People, sebuah novel karya Nadine Gordimer. Penulis menggunakan pendekatan ekstrinsik dalam pembahasan tema melalui penokohan. Penulis memilih novel ini untuk dianalisis karena novel ini menceritakan tokohnya yang hidup dalam sistem Apartheid yang sudah berlangsung begitu lama. Dampak dari sistem tersebut tidak dapat mereka tinggalkan atau mereka lupakan begitu saja. Dalam July’s People, Nadine Gordimer menggambarkan bagaimana tokoh-tokohnya, July, ibunya, dan juga istrinya, Martha, tidak dapat melepaskan diri dari dampak buruk dari system Apartheid yang sudah mengakar begitu kuatnya. July, sebagai pelayan keluarga kulit putih, keluarga Smales, tidak dapat meninggalkan kebiasaannya untuk melayani. July sudah bekerja pada keluarga kulit putih tersebut selama lima belas tahun. Waktu lima belas tahun bukanlah waktu yang singkat, dan hal inilah yang menjadikan pola pikir July terbentuk sedemikian rupa sehingga ia selalu menganggap bahwa dirinya adalah seorang pelayan walaupun ia sudah berada di tempat tinggalnya sendiri. Tokoh selanjutnya yang digambarkan oleh Nadine Gordimer adalah ibu July dan juga Martha. Ibu July dan Martha hidup dalam tekanan yang dibuat oleh sistem pemerintahan yang dibentuk oleh orang kulit putih. Sistem pemerintahan tersebut sangat merugikan orang-orang kulit hitam dan hal inimengakibatkan ibu July dan Martha sangat tidak menyukai kedatangan keluarga Smales bahkan mereka membencinya. Pola pikir mereka sudah terbentuk sedemikian rupa selama kurang lebih empat puluh tiga tahun, maka dari itu bagi mereka bukan hal yang mudah untuk hidup rukun bersama keluarga Smales. Tokoh terakhir yang tidak kalah pentingnya dari July dan keluarganya adalah Maureen. Nadine Gordimer menggambarkannya sebagai seorang tokoh orang kulit putih. Maureen diciptakan untuk menjadi saksi yang mengalami bagaimana sulitnya bagi July untuk meninggalkan statusnya sebagai pelayan dan bagi keluarga dan tetangga July untuk menerima kehadiran orang kulit putih di desa mereka. Sikap July dan keluarganya mengakibatkan Maureen merasa tidak dapat bertahan untuk tinggal di desa July, sehingga pada akhirnya ia melarikan diri. Dari sifat dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah akhirnya dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa seseorang tidak dapat mengubah begitu saja pola pikir yang sudah terbentuk sedemikian kuatnya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: P Language and Literature > PR English literature
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 30 May 2014 08:00
Last Modified: 30 May 2014 08:00
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/5999

Actions (login required)

View Item View Item