Usulan Penerapan Penjadwalan Job Shop Dengan Metode Heuristic Untuk Produk Screw Conveyor Di PT.Kerta Laksana

Audrie, Dominics ( 0023062 ) (2005) Usulan Penerapan Penjadwalan Job Shop Dengan Metode Heuristic Untuk Produk Screw Conveyor Di PT.Kerta Laksana. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
0023062_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (275Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0023062_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (90Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0023062_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (84Kb) | Preview
[img] Text
0023062_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (169Kb)
[img] Text
0023062_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (109Kb)
[img] Text
0023062_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (179Kb)
[img] Text
0023062_Chapter5.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (237Kb)
[img]
Preview
Text
0023062_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (67Kb) | Preview
[img] Text
0023062_Cover.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (221Kb)
[img]
Preview
Text
0023062_References.pdf - Accepted Version

Download (64Kb) | Preview

Abstract

PT. Kerta Laksana adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok manufaktur mesin. Sifat produksi dari perusahaan adalah berdasarkan pesanan (job order). Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah sering terjadi keterlambatan pemenuhan pesanan pada divisi screw conveyor sehingga dikhawatirkan dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan pelanggan dan denda yang harus ditanggung perusahaan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan, keterlambatan yang terjadi dikarenakan perusahaan belum menerapkan metode penjadwalan yang baik. Metode penjadwalan yang saat ini diterapkan oleh perusahaan adalah memprioritaskan pengerjaan pesanan yang diterima lebih awal, menetapkan urutan pengerjaan komponen tiap pesanan berdasarkan prioritas total waktu proses standar terbesar, pengerjaan komponen yang mempunyai kesamaan dalam proses operasi akan dikerjakan berurutan, dan pengelompokan jenis komponen berdasarkan komponen utama dan bukan utama. Metode tersebut tidak mempertimbangkan faktor urutan operasi dari masing-masing pesanan yang diterima, batas waktu yang ditentukan (due date) dari masing-masing pesanan yang diterima, dan jumlah mesin yang dapat digunakan. Dilihat dari pola aliran produksi yang terjadi dalam divisi screw conveyor, maka termasuk ke dalam penjadwalan job shop. Metode yang digunakan adalah Priority Dispatching (Heuristic) yang terdiri dari algoritma penjadwalan aktif dan non delay. Kriteria pemilihan metode penjadwalan terbaik yang akan diusulkan berdasarkan minimasi jumlah pesanan yang terlambat (min. of tardy jobs) dan kriteria lain yang dipertimbangkan adalah mean tardiness, mean lateness, maximum lateness, dan maximum completion time. Aturan prioritas yang digunakan adalah EDD (Earliest Due Date), SPT (Short Processing Time), MWKR (Most Work Remaining), MONPR (Most Operation Remaning), Random. Hasil yang diperoleh dari perhitungan penjadwalan aktif dan non delay adalah tidak terdapat pesanan yang terlambat. Nilai mean tardiness dan maximum lateness yang dihasilkan kedua jadwal tersebut = 0. Nilai mean lateness penjadwalan non delay besarnya -2 hari, lebih kecil dibandingkan dengan penjadwalan aktif. Nilai maximum completion time kedua penjadwalan tersebut = 23 hari. Total waktu menganggur untuk penjadwalan non delay lebih kecil dua menit dibandingkan penjadwalan aktif. Dari 24 departemen, 6 departemen memiliki waktu selesai lebih cepat dengan penjadwalan non delay, sedangkan dengan penjadwalan aktif hanya 1 departemen saja. Dilihat dari jumlah pesanan terlambat, Mean Tardiness, Mean Lateness, dan Maximum Lateness, maka nilai yang dihasilkan pada jadwal non delay kecil dibandingkan metode perusahaan. Total waktu menganggur penjadwalan non delay lebih kecil 1661 menit dibandingkan dengan metode perusahaan. Dari 24 departemen, 13 departemen memiliki waktu selesai lebih cepat dengan penjadwalan non delay, sedangkan dengan metode perusahaan hanya 9 departemen. Dengan demikian, maka penjadwalan yang diusulkan adalah penjadwalan non delay.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering > 23 Industrial Engineering Department
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 07 Oct 2013 08:39
Last Modified: 07 Oct 2013 08:39
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/4295

Actions (login required)

View Item View Item