Parasit Pada Hewan Peliharaan Yang Sering Menular Pada Manusia

Maryani, ( 0110029 ) (2005) Parasit Pada Hewan Peliharaan Yang Sering Menular Pada Manusia. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
0110029_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (269Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0110029_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (90Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0110029_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (196Kb) | Preview
[img] Text
0110029_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1549Kb)
[img] Text
0110029_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (260Kb)
[img] Text
0110029_Conclusion.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (128Kb)
[img]
Preview
Text
0110029_Cover.pdf

Download (148Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0110029_References.pdf - Accepted Version

Download (151Kb) | Preview

Abstract

Adanya parasit pada hewan peliharaan sering tidak diketahui ataupun kurang diperhatikan oleh pemiliknya. Parasit tersebut dapat menyebabkan infeksi pada manusia terutama parasit anjing dan kucing yang paling banyak diminati dan memiliki kedekatan dengan pemiliknya. Terdapat dua kelompok parasit pada hewan peliharaan yang sering menular pada manusia. Golongan pertama adalah helminth yang meliputi cacing gelang, yaitu Toxocara canis dan cacing tambang, yaitu Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Golongan kedua adalah protozoa (Toxoplasma gondii). Pemilihan ini berdasarkan seringnya kejadian infeksi parasit tersebut pada manusia. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah menurunkan angka kejadian kasus penularan parasit dari hewan peliharaan pada manusia. Larva T. canis dapat bermigrasi ke berbagai organ tubuh manusia. Larva tahap tiga dari A. braziliense dan A. caninum memegang peranan penting pada terjadinya infeksi cacing tambang anjing dan kucing tersebut pada manusia. Infeksi Toxoplasma gondii yang terpenting adalah toksoplasmosis kongenital dan toksoplasmosis pada orang imunokompromis. Toxocara canis menimbulkan visceral larva migrans dan toksokariasis okuler.Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum menyebabkan cutaneous larva migrans. Toxoplasma gondii menyebabkan toksoplasmosis. Telur Toxocara canis dapat terbawa oleh jari-jari tangan manusia. Larva tahap tiga Ancylostoma braziliense dan larva tahap tiga Ancylostoma caninum menembus kulit manusia saat berjalan tanpa alas kaki. Toxoplasma gondii ditularkan lewat transmisi oral, transmisi darah dan organ, serta transmisi kongenital. Pencegahan infeksi T. canis, A. braziliense, dan A. caninum dilakukan dengan menjaga higiene perorangan, menghilangkan parasit pada hewan peliharaan, menjaga lingkungan bebas dari parasit. Pencegahan infeksi T. gondii meliputi menjaga kebersihan kucing dan pengobatan pencegahan pada orang dengan resiko tinggi terkena toksoplasmosis. Obat untuk infeksi T. canis adalah DEC, mebendazole, atau albendazole. Untuk pengobatan infeksi A. braziliense dan A.caninum dapat diberikan tiabendasol topikal, ivermektin, albendasol, atau mebendasol. Untuk infeksi toksoplasmosis dapat diberikan kombinasi pirimetamin dengan sulfadiasin, klindamisin, spiramisin, atau prednison. Diharapkan pada waktu mendatang dapat ditemukan vaksin yang aman dan efektif untuk infeksi parasit-parasit ini.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 24 May 2013 09:48
Last Modified: 09 Aug 2017 02:33
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/3509

Actions (login required)

View Item View Item