Varian Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 Di Asia

Mullik, Terdy Fitzgerald Benjamin (2022) Varian Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 Di Asia. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img] Text
1410145_Abstract_TOC.pdf

Download (486Kb)
[img] Text
1410145_Chapter1.pdf

Download (118Kb)
[img] Text
1410145_Chapter2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (801Kb)
[img] Text
1410145_Conclusion.pdf

Download (103Kb)
[img] Text
1410145_Cover.pdf

Download (326Kb)
[img] Text
1410145_References.pdf

Download (181Kb)

Abstract

Coronavirus (CoV) adalah sekelompok virus yang telah lama diketahui sebagai penyebab dari sejumlah penyakit pada beberapa spesies unggas dan mamalia, dan bersifat zoonosis, di mana jenis yang menginfeksi manusia disebut human coronavirus (HCoV) yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1965. Para peneliti HCoV telah mengidentifikasi reseptor, inang alami dan inang perantara dari berbagai strain virus ini. Ada dua jenis HCoV yang diketahui memiliki fatality rate yang tinggi yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Namun, pada awal tahun 2020 muncul lagi HCoV baru di Cina, dan dengan kecepatan penyebaran infeksi yang sangat tinggi mendorong para ahli dunia melakukan berbagai penelitian sehingga berhasil mengidentifikasi agen penyebabnya yaitu strain baru dari virus betacoronavirus, yang diberi nama SARS-CoV-2. Dalam kurun waktu dua bulan setelah dilaporkan ke badan kesehatan dunia (WHO), jumlah kasus terkonfirmasi Coronavirus Disease–19 (COVID-19) mencapai 85.403 dengan angka kematian mencapai 2.924 jiwa atau sebesar 3,4%, dan berhasil menyebar ke 53 negara di ke-enam benua sehingga WHO mendeklarasikannya sebagai pandemi. Di Indonesia saat ini, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 mencapai 4.456.998 dan tingkat kematian 3,38%. Akibat dari sifat genetik virus yang mudah bermutasi terutama pada protein spike-nya (protein S), bermunculan varian baru dari SARS-CoV-2. WHO mengkategorikan menjadi 2 kelompok varian yaitu (1) variants of concern (VoC) yang menyebabkan peningkatan transimibilitas atau virulensi, di mana variannya diberi label alfa, beta, gamma, dan delta, dan (2) variants of interest (VoI) yang menunjukkan perubahan genetik sehingga mempengaruhi tingkat kerakteristik virus dalam hal transmisibilitas dan tingkat keparahan penyakit, di mana variannya diberi label eta, iota, kappa, dan lambda. Metode pencegahan dan perlindungan eksternal dan internal telah dilakukan diberbagai negara untuk menurunkan tingkat penyebaran virus dan kematian akibat infeksinya. Di Indonesia, metode eksternal yang dipakai adalah 4M dan 3T, sedangkan metode internal yang dipakai adalah vaksinasi yang hingga saat ini masih gratis. Data vaksinasi di Indonesia per tanggl 2 Desember 2021, menunjukkan bahwa 140.885.229 orang telah menerima vaksin dosis pertama, 97.318.649 orang telah menerima vaksin dosis kedua, dan 746.268 orang telah diberi vaksin dosis ketiga sebagai booster. Meskipun upaya ketat untuk mitigasi telah diterapkan, namun hal yang perlu tetap diwaspadai oleh masyarakat dunia adalah potensi mutasi material genetik virus yang tinggi sehingga dapat muncul varian baru dengan fatality rate yang lebih tinggi.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorSariwidyantry, Raden Ghita 0420048806UNSPECIFIED
Thesis advisorDani, Dani 0425067402UNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Coronavirus, HCoV, COVID-19, SARS-CoV-2, Varian SARS-CoV-2, Vaksin
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Faculty of Medicine > 10 School of Medicine
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 24 May 2024 08:43
Last Modified: 24 May 2024 08:43
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/32779

Actions (login required)

View Item View Item