Hidayat, Meilinah (2018) Hidrolisat Protein dari Kacang Polong Hijau (Pisum sativum. L) untuk Penyakit Ginjal Kronis. Alfabeta, Bandung. ISBN 978-602-289-461-2
|
Text
E-Book Hidrolisat Protein.pdf - Published Version Download (10Mb) | Preview |
|
|
Text
Buku Edisi Cetak Hidrolisat Protein.pdf - Published Version Download (10Mb) | Preview |
Abstract
Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah penyakit yang menyebabkan fungsi ginjal terganggu dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, paling sedikit 3 bulan. Jumlah penderita PGK cenderung meningkat dari waktu ke waktu dan jika mereka tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal. Penderita PGK membutuhkan terapi untuk mengobati penyakitnya atau setidaknya mencegah penyakitnya agar tidak bertambah buruk. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan terapi bagi penderita PGK, yang terinspirasi dari hasil penelitian kacang polong di Kanada yang menunjukkan bahwa hidrolisat protein kacang polong mempunyai efek terapi yang baik untuk PGK. Hidrolisat protein kacang polong telah banyak diteliti dan menunjukkan beberapa efek yang menguntungkan bagi kesehatan. Proses hidrolisis untuk mendapatkan hidrolisat protein yang efektif, mudah dan sederhana adalah menggunakan enzim. Penelitian ini telah berlangsung dua tahap. Tahap pertama bertujuan untuk mendapatkan jenis hidrolisat protein kacang yang paling baik untuk memperbaiki gangguan fungsi ginjal, sedangkan tahap kedua bertujuan untuk mendapatkan dosis efektif hidrolisat protein kacang yang didapat dari tahap pertama. Pada awal penelitian, pembuatan hidrolisat protein dari beberapa jenis kacang dilakukan dengan menggunakan dua jenis protease, yaitu Neutrase selain bromelain yang didapat dari sari nanas (Ananas sativus). Uji efek hidrolisathidrolisat protein tersebut terhadap fungsi ginjal dilakukan pada tikus Wistar betina yang ginjalnya dirusak menggunakan Cisplatin. Hasil uji menunjukkan bahwa hidrolisat protein dari kacang polong hijau (Pisum sativum) asal Indonesia yang dihidrolisis menggunakan bromelain (HPPHB) menunjukkan efek yang paling menjanjikan. Penelitian tahap kedua pada tikus Wistar jantan yang ginjalnya dirusak menggunakan Gentamicin menunjukkan bahwa dosis efektif HPPHB terhadap perbaikan fungsi ginjal serta penjelasan lengkapnya dapat dilihat pada Bab IX. Hipotesis mekanisme kerja yang pasti dari HPPHB masih perlu diteliti lebih lanjut. Pada penelitian ini, uji mekanisme HPPHB terhadap antioksidan SOD, Cyclooxygenase-1 (COX-1), atrial natriuretic peptide (ANP) dan renin juga telah dilakukan.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 15 Jul 2019 12:03 |
Last Modified: | 15 Jul 2019 12:04 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/26886 |
Actions (login required)
View Item |