Gunawan, Elizabeth Susanti (2013) Strukturalisme Seni dan Filosofi Keabstrakan Kaligrafi China Diluar Pemahaman Bahasa. In: Proceedings of International Conference on Chinese – Indonesians, 14 – 16 November 2013, Semarang.
|
Text
( cek plagiat) 2013-11 International Conference on Chinese Indonesian Studies 1 Semarang.pdf Download (6Mb) | Preview |
Abstract
Setelah dicabutnya larangan penggunaan bahasa dan perayaan budaya China pada tahun 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, bahasa China dan berbagai bentuk kebudayaannya seperti kaligrafi China setahun demi setahun semakin menampakkan perkembangan dirinya di Indonesia. Bahkan proses perkembangannya setelah 13 tahun ini dapat dilihat sangat mencolok di dalam kegiatan masyarakat keturunan seperti ketika perayaan imlek, acara perkawinan, bahkan dalam upacara kematian. Ketika warna merah yang menjadi ciri khas utama keberadaan masyarakat China ditabukan dalam upacara kematian, penggunaan kaligrafi China justru menjadi satu-satunya simbol keberadaan masyarakat China dan keturunan yang tidak pernah luput. Kaligrafi China sebagai salah satu bentuk seni tradisional tertua di dunia yang berasal dari luar wilayah Indonesia tentunya sangat tidak mudah untuk dipahami oleh masyarakat kita pada umumnya, ditambah lagi dengan bahasanya yang sama sekali tidak dimengerti. Terputusnya pengetahuan selama 30 tahun pelarangan berdampak tiadanya pemahaman bahasa China maupun budayanya. Usaha untuk mengapresiasikannya pun hilang karena terkecoh oleh sudut pandang tersebut. Penggunaan berbagai tulisan kaligrafi hanya sebagai hiasan pembawa suasana pecinan saja, tanpa memahami makna dari tiap-tiap unsur di dalamnya. Ironis ketika orang-orang memajang tulisan kaligrafi di dinding, pintu rumah, kartu undangan, namun mereka tidak mampu memaknainya sama sekali. Memang kaligrafi China bertuliskan kata-kata bijak, puisi-puisi yang mengandung filosofi yang sangat mendalam. Namun, tidak hanya isi pesan filosofinya saja yang bisa diapresiasikan dengan melihat kaligrafi bukan sebagai tulisan-tulisan bahasa asing, namun sebagai guratan-guratan hitam diatas kertas putih seperti guratan-guratan gambar abstrak. Sesungguhnya kaligrafi China yang tampak asing dan sulit dipahami dapat dibedah secara gamblang dengan teori strukturalisme, mulai dari nilai seni hingga filosofinya, tanpa pemahaman akan arti tulisannya sekalipun. Sehingga pendekatan ini mampu membuat masyarakat selangkah lebih memahami kehadiran kaligrafi China sebagai warisan kebudayaan leluhur yang memiliki filosofi tinggi.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kaligrafi China, seni kaligrafi, filosofi, strukturalisme |
Subjects: | N Fine Arts |
Divisions: | Faculty of Arts & Design > 64 Visual Communication Design Department |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 24 Oct 2018 02:59 |
Last Modified: | 24 Oct 2018 02:59 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/25001 |
Actions (login required)
View Item |