Konsep Diri Tokoh Utama Cerpen Hana, Imogayu, dan Kesa To Moruto - Karya Akutagawa Ryonosuke

Anderson, Suharti (1342019) (2018) Konsep Diri Tokoh Utama Cerpen Hana, Imogayu, dan Kesa To Moruto - Karya Akutagawa Ryonosuke. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img] Text
1342019_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (578Kb)
[img] Text
1342019_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (270Kb)
[img] Text
1342019_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (213Kb)
[img] Text
1342019_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (804Kb)
[img] Text
1342019_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (137Kb)
[img] Text
1342019_Cover.pdf - Accepted Version

Download (234Kb)
[img] Text
1342019_References.pdf - Accepted Version

Download (186Kb)

Abstract

SINOPSIS 2. Pendahuluan Kesusastraan suatu zaman dapat memperlihatkan keadaan atau fenomena di zaman tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Jakob Sumardjo (1999: 1) bahwa sifat, persoalan, harapan, penderitaan, dan aspirasi masyarakat yang hidup pada suatu jaman, dapat dilihat dari karya-karya sastranya. Salah satu penulis Jepang fenomenal, terutama dalam bentuk cerpen adalah Akutagawa Ryunosuke. Akutagawa Ryunosuke adalah salah seorang penulis Jepang era Taisho (1912-1926) yang mempelopori kesusastraan estetisisme intelektualisme. Aliran estetisisme intelektualisme merupakan aliran kesusastraan yang meneropong manusia, baik kehidupan manusia itu sendiri maupun citacitanya. Pada penelitian ini penulis menggunakan cerpen “Imogayu” 「芋粥」, “Hana” 「鼻」, dan “Kesa to Morito”「袈裟と盛遠」sebagai data penelitian. Hal yang menarik dalam tiga cerpen ini adalah bagaimana cara tokoh utama dalam tiap cerita melihat dan memperlakukan dirinya sendiri atau biasa disebut dengan Konsep diri. Menurut John Robert Powers (1977), konsep diri adalah kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku’. Hal ini berarti dengan menggunakan tiga cerpen diatas, terlihat pula bagaimana konsep diri orang Jepang serta bagaimana konsep diri tersebut mempengaruhi hubungan interpersonal para tokohnya. 92 Universitas Kristen Maranatha 3. Analisis Pada penelitian ini diketahui bahwa Naigu tidak dapat menikmati dirinya sendiri dikarenakan ia selalu memikirkan hidungnya disetiap kegiatan. Hal ini membuktikan bahwa Naigu memiliki karakter yang tidak menyukai keadaan dirinya sendiri atau dalam kata lain Naigu merasa rendah diri, kurang menghargai dan menerima dirinya sendiri. だから内供の眼には、紺の水干 すいかん も白の帷子 かたびら もはいらない。まして 柑子色 こうじいろ の帽子や、椎鈍 しいにび の法衣ころもなぞは、見慣れているだけに、 有れども無きが如くである。内供は人を見ずに、ただ、鼻を見た。 ――しかし鍵鼻 かぎはな はあっても、内供のような鼻は一つも見当らない。 その見当らない事が度重なるに従って、内供の心は次第にまた不快 になった。内供が人と話しながら、思わずぶらりと下っている鼻の 先をつまんで見て、年甲斐としがいもなく顔を赤らめたのは、全く この不快に動かされての所為 しょい である。 (芥川龍之介I, 2005: 11) Lantaran itu, sampai-sampai ia tidak dapat membedakan antara pakaian berburu biru tua dan pakaian musim panas yang putih. Apalagi penutup kepala oranye dan jubah abu-abu yang biasa mereka kenakan sama sekali tidak tampak berbeda dimatanya. Naigu tidak melihat orang, hanya hidungnya saja yang dilihatnya. Meskipun ada yang berhidung mancung, tidak ada seorang pun yang memiliki hidung seperti dirinya. Semakin tidak menemukan orang yang sama dengannya, semakin batinnya merasa tidak nyaman pula. Sewaktu berbicara dengan orang lain, tanpa sadar Naigu memegang ujung hidungnya yang menjuntai, wajahnya merah-padam karena malu merasa menjadi orang tua yang lupa umur. Tingkah lakunya digerakkan oleh perasaan yang sama sekali tidak menyenangkan. Pada cuplikan cerpen di atas terlihat bahwa Naigu merasa seolah dirinya adalah seseorang yang abnormal. Ia berbeda pada orang kebanyakkan. Ia merasa hidungnya seolah-seolah seperti sebuah cacat. Hal ini menunjukkan bahwa Naigu merasa dirinya rendah dan ia tidak menyukai dirinya yang demikian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Burns (1993: 72) mengenai konsep diri negatif, yaitu 93 Universitas Kristen Maranatha bahwa konsep diri negatif salah satunya adalah perasaan rendah diri, serta kurang menghargai dan menerima diri. Saat hidung Naigu masih panjang, Si murid membantu Naigu untuk makan walaupun hal ini tidak mudah bagi keduanya. Si murid juga memahami bagaimana karakteristik Naigu. Terlebih saat Naigu sudah mengetahui cara baru memendekkan hidungnya namun berpura-pura tidak perduli. Tapi berharap Si murid memaksanya untuk mencoba baru tersebut dan Si murid menyanggupi keinginan hati Naigu. Hal ini dapat terlihat pada cuplikan berikut; 弟子の僧は、内供の予期通り、口を極めて、この法を試みる事を勧 め出した。そうし て、内供自身もまた、その予期通り、結局この熱 心な勧告に聴従 ちょうじゅう する事になった。 (芥川龍之介I, 2005: 13) Murid itu, sebagaimana dikehendaki oleh Naigu, mendesaknya untuk mencoba cara itu. Selanjutnya Naigu sendiri, sesuai harapannya, akhirnya menerima anjuran yang sungguh-sungguh itu. Si murid juga memberikan perhatian pada keadaan Naigu, Hal ini terlihat pada cuplikan berikut; しかしじかにこの提へ鼻を入れるとなると、湯気に吹かれて顔を 火傷 やけど する惧 おそ れがある。そこで折敷 おしき へ穴をあけて、それを提の蓋 ふた にし て、その穴から鼻を湯の中へ入れる事にした。 (芥川龍之介I, 2005: 13-14) Karena khawatir bila langsung mencelupkan hidung ke ember wajah Naigu akan melepuh, maka dibuat lubang, di baki yang diletakkan di atas ember yang penuh dengan air panas sebagai tempat masuk hidung. 弟子の僧は、時々気の毒そうな顔をして、内供の禿 はげ 頭を見下しなが ら、こんな事を云った。 ――痛うはござらぬかな。医師は責せめて 踏めと申したで。じゃが、痛うはござらぬかな。 (芥川龍之介I, 2005: 14-15) Terkadang murid itu merasa kasihan, dan sembari melihat kepala botak Naigu ia berkata, “Apa tidak terasa sakit ? Tabib menyuruh menginjak dengan keras. Tetapi apa tidak sakit”. 94 Universitas Kristen Maranatha Pada cuplikan-cuplikan ini, terlihat bahwa konsep diri negatif tidak merusak hubungan interpersonal antara Naigu dengan Si murid. Hal ini mungkin dikarenakan oleh pengertian Si murid terhadap karakteristik Naigu. Namun hal tersebut berubah saat Naigu berhasil memendekkan hidungnya dan mendapatkan respon yang dianggap negatif oleh Naigu dari orang-orang sekitarnya. Hal ini berpuncak pada saat Naigu memarahi semua orang yang dianggapnya menjengkelkan, termasuk si murid sehingga si murid mengatakan bahwa Naigu pantas mendapatkan hukuman atas perbuatannya itu. Hal ini terlihat pada cuplikan berikut; そこで内供は日毎に機嫌 きげん が悪くなった。二言目には、誰でも意地悪 く叱 しか りつける。しまいには鼻の療治 りょうじ をしたあの弟子の僧でさえ、 「内供は法慳貪 ほうけんどん の罪を受けられるぞ」と陰口をきくほどになった。 (芥川龍之介I, 2005: 20) Dengan demikian tiap hari Naigu merasa semakin kesal. Dimakinya setiap orang yang dirasa menjengkelkan. Karena perbuatannya itu, bahkan muridnya yang telah merawat hidungnya itu akhirnya mengumpat dan mengatakan bahwa Naigu pantas mendapatkan hukuman atas perbuatannya itu. Pada cuplikan ini terlihat bahwa pada akhirnya konsep diri mempengaruhi hubungan interpersonal tokoh. Konsep diri yang negatif membawa pengaruh yang negatif pula terhadap hubungan interpersonal tokoh. Dimana awalnya hubungan antara Naigu dan Si murid berlangsung baik, penuh pengertian satu sama lain berakhir dengan Si murid mengumpat tentang Naigu. Hal ini terjadi karena konsep diri Naigu yang negatif sehingga ketika ia mendapatkan respon yang dianggapnya tidak baik atas perbuatannya, ia melampiaskannya kepada setiap orang yang kemungkinan hanya berbuat sesuatu yang tidak sertai maksud yang jahat terhadap Naigu. 95 Universitas Kristen Maranatha 4. Kesimpulan Pada penelitian ini diketahui bahwa konsep diri tokoh utama ketiga cerpen yang digunakan sebagai bahan penelitian semua berkonsep diri negatif. Konsep diri juga diketahui berpengaruh dalam hubungan interpersonal antar tokoh seperti pada hubungan; 1) Naigu dan Si murid 2) Naigu dan orang Ikeno-O 3) Goi dan samurai sekelas 4) Goi dan para pembantu 5) Goi dan samurai kelas atas Namun konsep diri tidak secara mutlak mempengaruhi hubungan interpersonal antar tokoh. Ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhinya seperti kesadaran diri, moralitas, karakteristik tokoh lain, serta gambar diri.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
Divisions: Faculty of Letters > 42 Japanese Department
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 03 May 2018 07:10
Last Modified: 03 May 2018 07:10
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/24456

Actions (login required)

View Item View Item