Simadibrata, Vicka Levia ( 0810073 ) (2011) Perbandingan Efektivitas Antimikroba Bawang Putih (Allium sativum) dan Cabai Merah (Capsicum annuum) Terhadap Staphylococcus aureus In Vitro. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0810073_Abstract_TOC.PDF - Accepted Version Download (175Kb) | Preview |
|
|
Text
0810073_Appendices.PDF - Accepted Version Download (614Kb) | Preview |
|
|
Text
0810073_Chapter1.PDF - Accepted Version Download (79Kb) | Preview |
|
Text
0810073_Chapter2.PDF - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (583Kb) |
||
Text
0810073_Chapter3.PDF - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (91Kb) |
||
Text
0810073_Chapter4.PDF - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (64Kb) |
||
|
Text
0810073_Conclusion.PDF - Accepted Version Download (8Kb) | Preview |
|
|
Other
0810073_Cover.PDF Download (52Kb) | Preview |
|
|
Text
0810073_References.PDF - Accepted Version Download (43Kb) | Preview |
Abstract
Staphylococcus aureus adalah mikroorganisme patogen yang berperan penting dalam infeksi nosokomial dan infeksi kulit. Secara in vitro Staphylococcus aureus dapat menyerang dan bertahan hidup di dalam sel epitel termasuk sel endotel, sehingga sulit dikenali oleh sistem pertahanan tubuh. Selain menggunakan antibiotik, bumbu dapur seperti bawang putih dan cabai merah sebagai obat tradisional juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah mengukur dan membandingkan diameter zona inhibisi yang dibentuk oleh bawang putih dengan cabai merah terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorik. Sampel yang digunakan adalah air perasan bawang putih dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5%, air perasan cabai merah dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5%, dan Eritromisin sebagai kontrol pembanding. Metode analisis yang digunakan adalah ANAVA LSD dengan α = 0,05. Analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara zona inhibisi bawang putih dan cabai merah dengan nilai p ≤ 0,05. Kesimpulan adalah air perasan bawang putih memiliki potensi yang lebih baik dari air perasan cabai merah pada konsentrasi yang sama dan pada semua konsentrasi.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Staphylococcus aureus, Infeksi Nosokomial, Infeksi Kulit, Bawang Putih, Cabai Merah |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 08 Jan 2013 08:50 |
Last Modified: | 18 Oct 2017 03:58 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/2437 |
Actions (login required)
View Item |