Usulan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Grouping Technology dengan Mempertimbangkan Faktor-Faktor Produksi (Urutan Proses, Volume Produksi, Kapasitas Alat Material Handling, dan Alternatif Routing) di PT Indta Pramatajaya

Wong, Rainer (1223102) (2016) Usulan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Grouping Technology dengan Mempertimbangkan Faktor-Faktor Produksi (Urutan Proses, Volume Produksi, Kapasitas Alat Material Handling, dan Alternatif Routing) di PT Indta Pramatajaya. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
1223102_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (171Kb) | Preview
[img] Text
1223102_Appendices.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1021Kb)
[img]
Preview
Text
1223102_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (76Kb) | Preview
[img] Text
1223102_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (517Kb)
[img] Text
1223102_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (422Kb)
[img] Text
1223102_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (509Kb)
[img] Text
1223102_Chapter5.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1738Kb)
[img]
Preview
Text
1223102_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (120Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
1223102_Cover.pdf - Accepted Version

Download (164Kb) | Preview

Abstract

PT Indta Pramatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan sparepart mobil dan motor. Bahan produksi yang digunakan oleh perusahaan semuanya adalah logam seperti pada pedal, bracket, plate oil, sproket dan lain-lain. Saat ini perusahaan menggunakan tata letak dengan metode by process, yaitu pengelompokan mesin yang memiliki jenis atau karakteristik yang sama kemudian diletakkan dalam satu lokasi. Penggunaan alat material handling yang disediakan perusahaan untuk lantai produksi saat ini adalah hand pallet. Seiring berjalannya waktu, produk yang dibuat oleh perusahaan mengalami perubahan dari segi ukuran dan desain. Berpengaruh pada pergantian urutan proses pembuatan produk, aliran material yang menjadi tidak beraturan, sehingga jarak perpindahan menjadi lebih jauh, Ongkos Material Handling (OMH) menjadi lebih tinggi, dan manufacturing lead time menjadi lebih lama. Hal itu kemudian akan berdampak pada kalahnya daya saing dengan perusahaan lainnya. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, penulis mengusulkan adanya perbaikan tata letak lantai produksi dengan menggunakan metode by process dan by Grouping Technology (GT). Perbedaan by process yang diusulkan dengan yang dipakai perusahaan saat ini ialah penaruhan tata letak yang masih bersebelahan, sedangkan by GT bertujuan untuk mengelompokkan mesin menjadi dua atau lebih sel manufaktur. Metode by GT dilakukan dengan pertimbangan faktor-faktor produksi seperti urutan proses, volume produksi, kapasitas alat material handling, dan alternatif routing yang sudah dikembangkan oleh Kumar dan Sharma (2014). Pembagian mesin ke dalam setiap sel manufaktur dilanjutkan dengan membuat skenario duplikasi, non-duplikasi, dan optimisasi. Setelah itu setiap metode dan skenario dihitung berdasarkan kebutuhan jumlah mesin dan kebutuhan luas lantai produksinya yang dilihat juga dari perhitungan frekuensi perpindahan antar mesin dan OMH-nya masing-masing. Dari hasil perhitungan OMH setiap metode dan skenario tersebut maka selanjutnya dibuatlah skala prioritas berdasarkan aliran inflow dan outflow. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Allocation Relationship Diagram (ARD) dan menghitung revisi OMH. Berdasarkan revisi OMH tersebut dipilihlah skenario non-duplikasi dan aliran outflow yang menghasilkan OMH termurah, kemudian dibuat tata letak usulan tersebut. Hasil dari tata letak usulan yang sudah dibuat maka akan dibandingkan dengan tata letak yang digunakan perusahaan saat ini. Jarak dari tata letak mesin yang diusulkan dalam penerapannya menjadi lebih dekat, hal tersebut dapat dilihat dari penghematan OMH yang ada, penghematan OMH dari Rp5,145,644.523 per bulan menjadi Rp3,854,243.365 per bulan, sehingga mneghasilkan penghematan sebesar Rp1,291,401.157 per bulannya atau sebesar 25.10%. Setelah itu penulis melakukan usulan re-layout yang dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu selama 2 hari, yaitu sebesar Rp 6,000,000.00. Dengan adanya penghematan perbulan yang dilakukan, maka total biaya yang ada untuk re-layout dapat kembali dalam waktu 5 bulan dan pada bulan ke 6 sampai seterusnya perusahaan dapat meminimalkan biaya produksi dengan penghematan yang ada.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: T Technology > TX Home economics
Divisions: Faculty of Engineering > 22 Electrical Engineering Department
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 21 Mar 2017 07:06
Last Modified: 21 Mar 2017 07:06
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/22094

Actions (login required)

View Item View Item