Ananta, Chaya Ducinta (1210091) (2015) Pengaruh Pengawas Menelan Obat (PMO) terhadap Ketuntasan Pengobatan Tuberkulosis Paru di Klinik Dots Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2014 - Desember 2014. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
1210091_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (698Kb) | Preview |
|
Text
1210091_Appendices.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (896Kb) |
||
|
Text
1210091_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (237Kb) | Preview |
|
Text
1210091_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (274Kb) |
||
Text
1210091_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (241Kb) |
||
Text
1210091_Chapter4.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (263Kb) |
||
|
Text
1210091_Cover.pdf Download (351Kb) | Preview |
|
|
Text
1210091_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (205Kb) | Preview |
|
|
Text
1210091_References.pdf - Accepted Version Download (134Kb) | Preview |
Abstract
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis sebagai basil tuberkel (‘tubercle bacillus’) merupakan salah satu dari sekitar tiga puluh genus Mycobacterium. Sebagian besar kuman, lebih dari 80%, Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil mengenai organ tubuh lain. Tuberkulosis (TB) di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan serius karena menjadi penyebab kematian utama dari golongan penyakit infeksi. Sebagian besar penderita TB adalah usia produktif, kisaran usia 26 sampai dengan 35 tahun. Untuk mengatasi penyebaran penyakit TB, WHO merekomendasikan program DOTS (Directly Observed Treatment Short-course). Penelitian yang dilakukan menggunakan metode observasional analitik dengan menggunakan data rekam medis klinik DOTS Rumah Sakit Immanuel Bandung. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengetahuan tentang tuberkulosis paru serta ketuntasan pengobatan dengan adanya pengawas menelan obat (PMO). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa penderita TB paru tahun 2014 terbanyak berusia 26 sampai dengan 35 tahun (25,2%), berjenis kelamin lakilaki (52,1%), mempunyai parut BCG meragukan (67,6%), tidak memiliki PMO (59,6%), tidak dilakukan pemeriksaan dahak pada bulan 0 (awal) (68,7%), dan tidak dilakukan pemeriksaan dahak pada bulan dua (79,8%). Jumlah penderita TB paru tahun 2014 di klinik DOTS RS Immanuel Bandung adalah sebanyak 361 orang. Dari penelitian yang dilakukan tidak terlihat hubungan yang signifikan antara keberadaan PMO dan ketuntasan pengobatan pasien TB paru. Oleh karena itu, PMO tidak mempengaruhi kelangsungan pasien minum obat secara tuntas.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | tuberkulosis paru, DOTS, PMO |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine > 10 School of Medicine |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 19 Apr 2016 08:19 |
Last Modified: | 14 Nov 2017 05:26 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/20195 |
Actions (login required)
View Item |