Sutandi, Erik ( 9910080 ) (2002) Imunopatogenesis Dengue Haemorrhagic Fever (Studi Pustaka). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
9910080_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (209Kb) | Preview |
|
Text
9910080_Appendices.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (91Kb) |
||
|
Text
9910080_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (185Kb) | Preview |
|
Text
9910080_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (724Kb) |
||
Text
9910080_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (179Kb) |
||
|
Text
9910080_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (107Kb) | Preview |
|
|
Text
9910080_Cover.pdf Download (123Kb) | Preview |
|
|
Text
9910080_References.pdf - Accepted Version Download (186Kb) | Preview |
Abstract
Latar Belakang : Dengue Haemorrhagic Fever merupakan manifestasi klinik berat yang dapat disertai dengan gejala demam, ruam, trombositopenia, maupun tanda-tanda perdarahan. Pada fase akut, DHF tidak memiliki tanda patognomonik. Saat-saat yang kritis pada penderita DHF adalah saat demamnya turun, tetapi tanda-tanda kegagalan sirkulasi dan mani festasi pedarahan yang terjadi biasanya baru tampak 24 jam sebelum sampai dengan 24 jam sesudah temperatur normal ataupun dibawah normal. DHF dinyatakan sebagai Dengue Shock Syndrome (DSS) bila disertai tanda-tanda kegagalan sirkulasi. Mekanisme terjadinya DHF didasari oleh suatu hipotesis yang disebut ADE (Antibody Dependent Enchancement) yang menyatakan bahwa infeksi oleh virus dengue yang kedua kalinya dengan serotipe yang heterolog akan menyebabkan terjadinya respon imun yang mampu mengenali tetapi tidak mampu menetralisasi. Tujuan : Untuk mempelajari respon imun yang merupakan faktor pemicu terjadinya DHF. Kesimpulan : DHF dapat terjadi apabila terjadi infeksi untuk kedua kalinya oleh virus dengue dengan serotipe heterolog. Dan manifestasi tersebut terjadi karena respon imun tubuh kita sendiri. Saran : Untuk mencegah terjadinya DHF, kita dapat menggunakan mediator kimia yang menghambat terbentuknya antibodi non netralisasi, obat yang menghambat CD4+ dan CD8+ cross reaktif. Selain itu dapat juga digunakan Interferon alfa yang fungsinya memblok reseptor pada permukaan makrofag Imonosit yang belum terinfeksi dan mendegradasi RNA virus.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine > 10 School of Medicine |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 03 Nov 2015 10:38 |
Last Modified: | 24 Aug 2017 02:49 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/16645 |
Actions (login required)
View Item |