Toruan, P.Beta Ayu Natalia L. ( 9810077 ) (2003) Patofisiologi Ikterus. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
9810077_Abstract_TOC_Page.pdf - Accepted Version Download (185Kb) | Preview |
|
Text
9810077_Appendices.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (162Kb) |
||
|
Text
9810077_Chapter1_Page.pdf - Accepted Version Download (16Kb) | Preview |
|
Text
9810077_Chapter2_Page.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (552Kb) |
||
Text
9810077_Chapter3_Page.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (182Kb) |
||
|
Text
9810077_Conclusion_Page.pdf - Accepted Version Download (168Kb) | Preview |
|
|
Text
9810077_Cover_Page.pdf Download (209Kb) | Preview |
|
|
Text
9810077_References_Page.pdf - Accepted Version Download (187Kb) | Preview |
Abstract
Ikterus bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala dimana sklera, membran mukosa, dan kulit berubah menjadi kuning sebagai akibat dari kenaikan konsentrasi bilirubin dalam darah, biasanya antara 2 - 3 mg/dl. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh bermacam - macam kelainan, mulai dari penyakit hepar dan traktus biliaris yang membahayakan jiwa sampai gangguan transport bilirubin yang ringan. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat mendiagnosa penyakit penyebab ikterus, sehingga dapat menentukan terapi yang tepat sesuai kausa. Bilirubin yang terbentuk di luar hati, berikatan terutama dengan albumin dan ditranspor melalui darah ke hati. Lebih lanjut metabolisme termasuk konjugasi, dan transpor bilirubin yang terkonjugasi ke dalam saluran empedu. Ikterus terjadi bila keseimbangan antara produksi dan distribusi terganggu oleh satu atau lebih dari mekanisme berikut : (1) produksi bilirubin yang berlebihan ; (2) gangguan pengambilan sel hati : (3) gangguan konjugasi ; (4) kolestasis. Tiga mekanisme pertama menghasilkan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi, mekanisme terakhir menghasilkan hiperbilirubinemia terkonjugasi. Pengetahuan tentang perbedaan antara bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin terkonjugasi menunjukkan nilai klinik yang besar, dalam menuju pada kemungkinan penyebab hiperbilirubinemia. Terapi ideal menghilangkan ikterus adalah dengan menghilangkan penyebabnya, sehingga pengobatan berbeda - beda sesuai dengan etiologi. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai mekanisme terjadinya ikterus, diharapkan dapat mendiagnosa penyakit penyebab ikterus.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine > 10 School of Medicine |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 26 Oct 2015 09:22 |
Last Modified: | 22 Aug 2017 05:29 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/16282 |
Actions (login required)
View Item |