Setyowati, C. Rini ( 9610037 ) (2003) Diagnosis Amoebiasis. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
9610037_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (243Kb) | Preview |
|
Text
9610037_Appendices.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (592Kb) |
||
|
Text
9610037_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (236Kb) | Preview |
|
Text
9610037_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (1495Kb) |
||
Text
9610037_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (269Kb) |
||
|
Text
9610037_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (149Kb) | Preview |
|
|
Text
9610037_Cover.pdf Download (116Kb) | Preview |
|
|
Text
9610037_References.pdf - Accepted Version Download (127Kb) | Preview |
Abstract
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebersihan makanan dan kesehatan lingkungan, maka semakin jarang pula penyakit amoebiasis ditemukan. Hal ini ditunjang pula dengan kemajuan ilmu kedokteran dan ditemukannya berbagai macam obat dengan harga yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Kemajuan ilmu kedokteran seperti cara diagnosis juga membantu menurunkan prevalensi penyakit amoebiasis. Namun diagnosis penyakit yang disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica ini cukup sulit, karena walaupun gejala-gejala disentri entamoebiasis sangat jelas seperti diare berlendir, berdarah, tenesmus, tapi seringkali parasitnya tidak ditemukan dalam tinja, akan dibicarakan lebih lanjut pada karya tulis ilmiah ini. Penulisan ini ditujukan untuk mahasiswa (Kedokteran) serta pekerja kesehatan khususnya dan masyarakat luas pada umunya agar mereka mengetahui metoda apa saja yang diterapkan untuk mendiagnosis amoebiasis beserta keuntungan dan kerngiannya, metoda yang menjadi gold standard dan metoda yang saat ini sedang dikembangkan. Umumnya metoda konvensional atau konsentrasi lebih sering dilakukan intuk mendeteksi amoebiasis karena lebih murah bila dibandingkan dengan metoda serologis dan metoda PCR, selain itu sensitifitasnya cukup bemilai. Maka dari itu metoda konvensional mernpakan gold standard untuk mendiagnosis amoebiasis. Upaya diagnosis amoebiasis dengan metoda konvensional atau konsentrasi hams dilakukan karena diagnosis tersebut merupakan tahap awal untuk diagnosis selanjutnya. Metoda serologis mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang berbeda- beda, karena itu dalam pemakaianya hams dilakukan minimal dua tes sebagai perbandingan. Sedangkan metoda PCR ada baiknya dikembangkan di negara-negara dengan prevalensi amoebiasis yang tinggi karena mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine > 10 School of Medicine |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 29 Sep 2015 10:48 |
Last Modified: | 14 Aug 2017 02:25 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/15665 |
Actions (login required)
View Item |