Stephani, ( 0743007 ) (2010) Handling Quiet Pupils in Two To Three Class At Tumble Tots To Speak Up. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0743007_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (77Kb) | Preview |
|
|
Text
0743007_Appendices.pdf - Accepted Version Download (45Kb) | Preview |
|
|
Text
0743007_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (224Kb) | Preview |
|
Text
0743007_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (217Kb) |
||
Text
0743007_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (220Kb) |
||
|
Text
0743007_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (209Kb) | Preview |
|
Text
0743007_Cover.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (179Kb) |
||
|
Text
0743007_References.pdf - Accepted Version Download (210Kb) | Preview |
Abstract
Setiap anak kecil memiliki sifat dan karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang guru kita tentu harus bisa menyikapinya dengan baik. Anak kecil tidak dapat dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak mau mereka lakukan. Kita harus dapat membuat mereka nyaman sehingga mereka mau bekerja sama dengan baik dengan kita. Ada anak yang aktif dan ada pula yang sama sekali tidak mau berbicara selama proses pelajaran berlangsung. Anak yang diam itu dapat membuat kegiatan belajar mengajar terganggu. Selama saya melakukan observasi ketika magang di Tumble Tots, saya menganalisa sebab-akibat dari anak berusia dua sampai tiga tahun yang tidak mau bicara saat proses belajar, sekaligus menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Penyebab dari masalah ini adalah anak merasa malu, takut, atau mereka tidak mengerti apa yang dikatakan oleh guru mereka, sehingga mereka memilih untuk tidak berbicara sama sekali. Masalah ini tentu saja ada akibatnya, diantaranya adalah proses belajar mengajar dalam kelas berjalan lebih lambat dari yang seharusnya karena guru harus membujuk anak yang tidak mau berbicara itu sampai mau mengeluarkan suara untuk mengulang kosakata atau menjawab pertanyaan dari guru tersebut. Saya juga telah menganalisa beberapa solusi potensial yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini beserta masing-masing dampak negatif dan positif yang akan muncul dari penerapannya. Setelah melakukan analisa ini, saya memutuskan bahwa solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang saya hadapi adalah mencoba mendekatkan diri pada si anak dengan berbagai cara agar mereka merasa nyaman, dan terus berkomunikasi dengan orang tua mereka sehingga orang tua mereka bisa membantu memberikan rasa percaya diri pada si anak untuk berani berbicara dalam kelas. Saya yakin bahwa gabungan kedua hal tersebut dapat membantu saya untuk mengatasi masalah menghadapi anak yang tidak mau berbicara di dalam kelas.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PE English |
Divisions: | Faculty of Letters > 43 Diploma Program for English |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 01 Dec 2014 10:09 |
Last Modified: | 01 Dec 2014 10:09 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/8475 |
Actions (login required)
View Item |