Widiastuty, Fiena (0330017) (2007) Studi Deskriptif Mengenai Causality Orientations Pada Guru-guru SMA "X" Dalam Mempertahankan Profesinya di Bandar Lampung. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0330017_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (301Kb) | Preview |
|
|
Text
0330017_Appendices.pdf - Accepted Version Download (221Kb) | Preview |
|
|
Text
0330017_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (472Kb) | Preview |
|
Text
0330017_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (765Kb) |
||
Text
0330017_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (646Kb) |
||
Text
0330017_Chapter4.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (332Kb) |
||
|
Text
0330017_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (274Kb) | Preview |
|
Text
0330017_Cover.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (426Kb) |
||
|
Text
0330017_References.pdf - Accepted Version Download (259Kb) | Preview |
Abstract
Peneilitian ini dilakukan untuk mengetahui causality orientations pada guru-guru SMA “X” Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey. Populasi sasaran adalah seluruh guru SMA “X” Bandar Lampung yang masih aktif mengajar yaitu sebanyak 54 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner GCOS yang disusun oleh Deci & Ryan (Deci & Ryan, 2000) dan dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu pada teori Self Determination. Alat ukur ini menjaring tiga aspek dari causality orientation yaitu autonomy orientation, control orientation, dan impersonal orientation. Ketiga aspek orientasi di atas dimiliki oleh setiap individu namun derajatnya berbeda dalam diri individu yang satu dan lainnya sehingga peneliti mengelompokkan 8 tipe profil causality orientations. Data hasil penelitian hanya dijumpai 3 tipe profil causality orientations pada guru-guru SMA “X” antara lain sebesar 75,9% guru SMA “X” tergolong tipe 1 yaitu guru yang memiliki derajat autonomy tinggi, derajat control rendah, dan derajat impersonal rendah, sebesar 16,7% guru SMA “X” tergolong tipe 7 yaitu guru yang memiliki derajat autonomy rendah, derajat control tinggi, dan derajat impersonal rendah, dan sebesar 7,4% guru SMA “X” tergolong tipe 2 yaitu guru yang memiliki derajat autonomy tinggi, derajat control tinggi, dan derajat impersonal rendah. Derajat autonomy yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh needs autonomy, needs competence, dan needs relatedness yang dimiliki guru-guru SMA “X” Bandar Lampung yang tergolong cenderung kuat dan kuat dimana guru-guru menghayati ketiga needs-nya cenderung terpenuhi dan terpenuhi. Dengan terpenuhinya ketiga needs tersebut maka akan mendukung motivasi intrinsik yang juga berarti mendukung perilaku yang autonomous. Selain itu konteks sosial berupa lingkungan informing yang akan mempertahankan bahkan meningkatkan motivasi intrinsik yang berarti mendukung perilaku autonomous dan lingkungan control yang merupakan kebalikannya. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran kepada para staf pengajar SMA “X” Bandar Lampung untuk mempertahankan dan mengembangkan situasi dan kondisi sekolah yang menunjang autonomy orientation sehingga dapat meningkatkan kualitas para pengajar dan kualitas anak didik. Dalam penelitian ini hanya ditemukan dua aspek causality orientation yang menonjol yaitu autonomy dan control sehingga peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek impersonal dengan sampel yang lebih bervariasi untuk mengetahui pengaruh derajat impersonal yang tinggi pada diri individu.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 11 Sep 2014 10:01 |
Last Modified: | 11 Sep 2014 10:01 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/6676 |
Actions (login required)
View Item |