Lidia, ( 0241070 ) (2006) Discussion on The Use of Doublespeak in Bush's Political Staements. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0241070_Abstract.TOC.pdf - Accepted Version Download (66Kb) | Preview |
|
|
Text
0241070_Appendices.pdf - Accepted Version Download (196Kb) | Preview |
|
|
Text
0241070_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (79Kb) | Preview |
|
Text
0241070_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (97Kb) |
||
Text
0241070_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (226Kb) |
||
|
Text
0241070_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (79Kb) | Preview |
|
Text
0241070_Cover.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (191Kb) |
||
|
Text
0241070_References.pdf - Accepted Version Download (58Kb) | Preview |
Abstract
Dalam skripsi ini saya membahas penggunaan doublespeak dalam pidato-pidato dan pernyataan-pernyataan politik yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, George W. Bush berkaitan dengan invasinya ke Afghanistan, Irak, dan Timur Tengah beberapa waktu yang silam. Setelah menganalisis beberapa pidato dan pernyataan politik George W. Bush yang berhubungan dengan invasinya ke tiga negara tersebut, saya berkesimpulan bahwa Presiden Bush menggunakan doublespeak dengan tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk mencari pembenaran atas invasinya ke Irak, Afghanistan, dan Timur Tengah. Presiden Bush sangat menyadari bahwa invasinya tersebut akan lebih banyak mendapat kecaman dan protes dibandingkan dengan dukungan pada dirinya. Presiden Bush sangatlah peka terhadap keadaan yang dia hadapi sehubungan dengan rencana invasinya ke tiga negara tersebut. Ia tahu bahwa ia tidak hanya akan merusak citra Amerika Serikat sebagai negara yang mendukung dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, tapi juga citranya sebagai seorang presiden dan pemimpin dari negara yang menjunjung tinggi demokrasi dan kemerdekaan. Karena hal itulah Presiden Bush menggunakan doublespeak dalam hampir setiap pidato dan pernyataan politiknya yang berkaitan dengan invasi tersebut. Ia berupaya untuk menyelamatkan citra dirinya dan juga citra negaranya. Ia tidak mau rakyat Amerika dan seluruh dunia menilai dirinya dan Amerika sebagai pencipta perang di tiga negara tersebut. Dengan menggunakan doublespeak, Presiden Bush mampu menyampaikan niat dan tujuannya untuk menginvasi Irak, Afghanistan, dan Timur Tengah, sedangkan para pendengarnya tidak menyadari akan arti sesungguhnya dibalik doublespeak itu sendiri.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PR English literature |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 11 Jun 2014 04:47 |
Last Modified: | 11 Jun 2014 04:49 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/6204 |
Actions (login required)
View Item |