Portrayal of The Medieval Knight in Sir Walter Scott's 'Ivanhoe'

Glent, ( 0241010 ) (2006) Portrayal of The Medieval Knight in Sir Walter Scott's 'Ivanhoe'. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
0241010_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (59Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0241010_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (62Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0241010_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (88Kb) | Preview
[img] Text
0241010_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (111Kb)
[img]
Preview
Text
0241010_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (57Kb) | Preview
[img] Text
0241010_Cover.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (200Kb)
[img]
Preview
Text
0241010_References.pdf - Accepted Version

Download (56Kb) | Preview

Abstract

Untuk meraih gelar sarjana, saya memilih untuk menganalisis penggambaran karakter yang terdapat di dalam novel karya Sir Walter Scott berjudul Ivanhoe. Saya tertarik dengan kehidupan para ksatria Eropa pada Abad Pertengahan yang tertuang dengan sarat dalam novel tersebut, maka dari itu saya juga memakai pendekatan sejarah-biografi dalam proses analisa untuk membantu saya mendapatkan penggambaran yang jelas mengenai kelima karakter utama dalam novel ini. Ivanhoe menceritakan tentang perseteruan internal di Inggris pada abad XII yang melibatkan golongan ksatria yang pada waktu itu memegang peranan penting dalam panggung politik Eropa. Ketika Raja Richard I baru kembali dari Perang Salib III di Timur Tengah dan penawanan di Austria, Pangeran John, yang bertindak sebagai wali raja untuk mengisi kevakuman kuasa, tidak rela mengembalikan tahta pada Richard, kakaknya. Konflik pun pecah antara ksatria yang mendukung Richard dan mendukung Pangeran John. Kubu Richard didukung oleh Ivanhoe dan ayahnya, Cedric, sementara kubu Pangeran John didukung oleh Brian de Bois Guilbert, Front de Boeouf, dan Maurice de Bracy. Kelima karakter ini akan menunjukkan bagaimana kondisi sosial dan politik pada saat itu mempengaruhi tindakan mereka. Penggambaran akhir kelimanya akan memperlihatkan bahwa tidak semua kaum ksatria seideal hakikat mereka yang tertuang dalam kode keksatriaan. Sebagian dari mereka yang memang berpegang teguh pada kode etik tersebut, namun tidak sedikit yang menyimpang dan memanfaatkan status ksatria sebagai alat untuk mewujudkan ambisi mereka dan kedok untuk menutupi kebobrokan moral mereka. Kondisi masyarakat Eropa dengan ksatria sebagai institusi penting saat itulah yang membentuk mereka sedemikian rupa.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: P Language and Literature > PR English literature
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 09 Jun 2014 08:53
Last Modified: 09 Jun 2014 08:53
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/6110

Actions (login required)

View Item View Item