Fangestu, Mustika Ayu (1587041) (2019) Tinjauan Yuridis Peran Badan Pengawasan Obat dan Makanan Dalam Mengawasi Peredaran Produk Kosmetik Tanpa Izin yang Dipasarkan Secara Online dan Pertanggungjawaban Pelaku Usaha dan Beauty Influencer dalam Hal Terjadinya Promosi Produk yang Mengandung Informasi yang Menyesatkan. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
1587041_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (430Kb) | Preview |
|
Text
1587041_Appendices.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (102Kb) |
||
|
Text
1587041_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (339Kb) | Preview |
|
Text
1587041_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (318Kb) |
||
Text
1587041_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (414Kb) |
||
Text
1587041_Chapter4.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (334Kb) |
||
|
Text
1587041_Conclution.pdf - Accepted Version Download (197Kb) | Preview |
|
|
Text
1587041_Cover.pdf - Accepted Version Download (272Kb) | Preview |
|
|
Text
1587041_References.pdf - Accepted Version Download (266Kb) | Preview |
Abstract
Transaksi perdagangan kini tidak lagi membutuhkan pertemuan langsung antara penjual dan pembeli. Mulai dari pengenalan objek atau barang, penawaran, pemesanan, pembayaran transaksi dan pengiriman barang dapat dilakukan melalui sarana internet. Para pelaku usaha menggunakan media sosial sebagai salah satu tempat untuk melakukan promosi dengan menggunakan jasa product endorser. Salah satu product endorser yang melakukan promosi produk kosmetik adalah beauty influencer berdasarkan perjanjian kerja sama endorse. Dalam proses promosi ini pelaku usaha dan beauty Influencer yang tidak memiliki itikad baik, tidak akan memperhatikan bahwa produk kosmetik tersebut tidak memiliki izin BPOM. Maka produk yang dipasarkan tersebut tidak memenuhi standar. Selain itu, beauty influencer dalam melakukan promosi produk kerap kali memberikan informasi yang menyesatkan. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan Yuridis Normatif. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah Penelitian Kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif analitis. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan perundang – undangan dan pendekatan kasus. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah studi literatur perundang – undangan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengawasan oleh BPOM masih kurang efektif dalam hal mengawasi produk kosmetik yang dipasarkan secara online. Selain itu, terlalu mudahnya syarat pelaku usaha untuk dapat melakukan penjualan produk melalui media sosial menyebabkan banyaknya produk tanpa izin BPOM dan tidak sesuai strandar beredar di pasaran. Sedangkan dalam hal promosi, masih terdapat banyak beauty influencer yang melakukan promosi yang mengandung informasi yang menyesatkan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan pemerintah sebaiknya lebih tanggap dalam mengawasi produk kosmetik yang dipasarkan secara online, dan mengkaji secara mendalam peraturan mengenai promosi secara online ini. Pelaku usaha dan beauty influencer diharapkan lebih teliti terhadap standar produk sesuai dengan yang ditentukan. Masyarakat dihadapkan lebih teliti sebelum membeli produk dan lebih aktif dalam hal melakukan pengaduan apabila mendapati produk yang tidak sesuai dengan standar.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kosmetik, beauty influencer, informasi menyesatkan |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Faculty of Law > 87 Specialization in Business and Investment Law |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 05 Aug 2019 03:59 |
Last Modified: | 05 Aug 2019 03:59 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/26959 |
Actions (login required)
View Item |