Efek Antelmintik Infusa Biji Kapuk (Ceiba pentandra L.) terhadap Cacing Betina Ascaris suum Secara In Vitro

Alaydrus, Said Muhamad Faros Ghalib (1310109) (2016) Efek Antelmintik Infusa Biji Kapuk (Ceiba pentandra L.) terhadap Cacing Betina Ascaris suum Secara In Vitro. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
1310109_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (530Kb) | Preview
[img] Text
1310109_Appendices.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (616Kb)
[img]
Preview
Text
1310109_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (293Kb) | Preview
[img] Text
1310109_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1055Kb)
[img] Text
1310109_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (305Kb)
[img] Text
1310109_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (395Kb)
[img]
Preview
Text
1310109_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (126Kb) | Preview
[img] Text
1310109_Cover.pdf

Download (0b)
[img]
Preview
Text
1310109_References.pdf - Accepted Version

Download (517Kb) | Preview

Abstract

Salah satu masalah kesehatan di Indonesia adalah cacing perut yang dapat ditularkan melalui tanah. Penyakit cacingan tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan. Di Indonesia pemanfaatan tanaman obat seperti biji kapuk sebagai obat cacing telah lama dilakukan oleh Suku Dayak Tanjung di Kalimatan Timur. Tujuan penelitian untuk menilai efek antelmintik infusa biji kapuk (IBK) terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro. Desain penelitian ini eksperimental laboratorik sungguhan. Efek antelmintik diuji secara in vitro menggunakan 720 ekor cacing betina Ascaris suum dibagi 6 kelompok perlakuan dengan masing-masing 30 ekor cacing. Data yang diukur adalah jumlah cacing paralisis / mati setelah diinkubasi 12 jam pada suhu 37oC. Data dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05, apabila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD (p = 0,05). Hasil penelitian rerata persentase jumlah cacing paralisis / mati IBK 5% (2,92), IBK 7,5% (3,43), IBK 10% (3,73), berbeda sangat bermakna bila dibandingkan dengan kontrol NaCl 0,9% (0,00) dena p=0,00 dan IBK 2,5% (2,32) berbedan bermakna dengan p=0,03 namun seluruh perlakuan juga berbeda sangat bermakna bila dibandingkan dengan kontrol Pirantel pamoat 0,25% (4,62) dengan p=0,00. Simpulan penelitian infusa biji kapuk berefek antelmintik terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Antelmintik, askariasis, biji kapuk (Ceiba pentandra)
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine
Divisions: Faculty of Medicine > 10 School of Medicine
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 09 Mar 2017 06:34
Last Modified: 17 Nov 2017 02:46
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/21870

Actions (login required)

View Item View Item