Andayani, Linie ( 9941043 ) (2005) Theme Through Portrayal Of The Female Protagonist In Catherine Lim's 'The Song Of Silver Frond'. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
9941043_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (61Kb) | Preview |
|
|
Text
9941043_Appendices.pdf - Accepted Version Download (57Kb) | Preview |
|
|
Text
9941043_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (78Kb) | Preview |
|
Text
9941043_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (143Kb) |
||
|
Text
9941043_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (61Kb) | Preview |
|
Text
9941043_Cover.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (140Kb) |
||
|
Text
9941043_References.pdf - Accepted Version Download (62Kb) | Preview |
Abstract
Penulis dalam tugas akhir ini membahas novel Catherine Lim berjudul The Song of Silver Frond (2003). Catherine Lim adalah seorang pengarang terkenal berkebangsaan Singapura yang telah menghasilkan banyak karya dalam bentuk puisi, cerita pendek, dan novel. Catherine Lim juga merupakan salah seorang pengarang produktif yang telah menghasilkan karya-karya terlaris di Singapura. Penulis membahas aspek penokohan Silver Frond sebagai tokoh utama wanita dalam novel The Song of Silver Frond karya Catherine Lim. Dalam menganalisis novel ini, penulis menemukan bahwa tokoh wanita utama dalam novel ini sangat kompleks dan berbeda dengan wanita-wanita Cina pada umumnya. Silver Frond digambarkan sebagai seorang wanita yang berani melawan tradisi dan dominasi pria dalam mewujudkan ambisi, impian, dan keberadaannya sebagai seorang wanita di tengah-tengah masyarakat patriakal dalam masyarakat Cina di Singapura pada akhir Perang Dunia Kedua. Dalam dunia patriakal, wanita sering menjadi pihak yang lemah dan posisinya lebih rendah daripada pria, sedangkan pria merupakan pihak yang memiliki kekuasaan dan kedudukan yang dapat mewakili wanita dalam masyarakat. Para wanita akan sangat sulit mengembangkan diri mereka dan mendapat pengakuan sebagai wanita dengan adanya tekanan dari dunia patriakal yang telah membatasi ruang gerak mereka sebagai wanita. Silver Frond digambarkan sebagai wanita yang berusaha menunjukkan dirinya sebagai wanita, bukan sebagai “boneka” milik pria. Silver Frond berusaha hidup mandiri dalam proses pencarian jati diri dan impiannya walaupun ia mendapat tekanan dari sistem patriakal masyarakat pada saat itu. Silver Frond dapat mengatasi tekanan yang ada dan ia dapat mewujudkan impiannya. Tetapi karena rasa cinta dan kebaikan hatinya terhadap suaminya, pada akhirnya ia memutuskan untuk melepaskan impiannya dan kembali kepada suaminya
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PR English literature |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 28 May 2014 09:38 |
Last Modified: | 28 May 2014 09:38 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/5981 |
Actions (login required)
View Item |