Tinjauan Yuridis Terhadap Penetapan Bunga Tinggi dan Asas Kepatutan Dalam Perjanjian Utang Piutang

Suryana, Zachra Nurwendy ( 0987010 ) (2013) Tinjauan Yuridis Terhadap Penetapan Bunga Tinggi dan Asas Kepatutan Dalam Perjanjian Utang Piutang. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
0987010_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (271Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0987010_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (231Kb) | Preview
[img] Text
0987010_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (323Kb)
[img] Text
0987010_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (264Kb)
[img] Text
0987010_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (214Kb)
[img]
Preview
Text
0987010_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (88Kb) | Preview
[img] Text
0987010_Cover.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (135Kb)
[img]
Preview
Text
0987010_References.pdf - Accepted Version

Download (148Kb) | Preview

Abstract

Pemenuhan kebutuhan manusia dapat ditunjang oleh ketersediaan dana. Namun tidak semua manusia memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia adalah dengan perjanjian utang piutang. Perjanjian utang piutang yang dibuat secara tertulis merupakan upaya untuk terlaksanya pemenuhan prestasi dan mencegah terjadinya wanprestasi. Perjanjian utang piutang dapat disertai penetapan bunga. Penetapan bunga tinggi memberatkan debitur yang mempunyai kewajiban untuk mengembalikan pinjaman pokok berikut dengan bunganya. Sehingga dalam pelaksanaannya seringkali debitur tidak dapat memenuhi apa yang telah disepakatinya dalam perjanjian utang piutang. Kebutuhan masyarakat akan uang tunai yang mendesak, menjadikan masyarakat memilih untuk meminjam uang pada pihak yang memiliki dana lebih meskipun harus menyepakati penetapan bunga tinggi yang dilakukan oleh kreditur. Maka pelaksanaanya debitur tidak dapat memenuhi isi perjanjian yang telah disepakatinya dan menimbulkan permasalahan. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dengan pendekatan yuridis normatif, yang mana penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Dalam hal ini bahan pustaka merupakan data dasar penelitian yang digolongkan sebagai data sekunder. Data sekunder penelitian ini, mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier. Bahan hukum primer mencakup peraturan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan perjanjian dan peraturan yang mengatur mengenai penetapan bunga dalam perjanjian utang piutang. Bahan hukum sekunder merupakan bahan pustaka yang berisikan informasi tentang bahan primer terdiri atas penjelasan undang-undang yang terkait. Bahan hukum tertier merupakan bahan penunjang yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Dengan metode yuridis normatif dapat diketahui penetapan bunga tinggi dan asas kepatutan dalam perjanjian utang piutang. Yang mana penetapan bunga tinggi bertentangan dengan asas kepatutan. Bertentangannya bunga tinggi dengan asas kepatutan dalam perjanjian utang piutang bertentangan pula dengan syarat sah perjanjian keempat yang diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Serta dapat diketahui pertanggungjawaban debitur atas bunga yang tidak dibayarkan kepada kreditur dalam perjanjian utang piutang. Penetapan bunga tinggi dalam perjanjian utang piutang berdasarkan asas kepatutan adalah merupakan hal yang tidak patut dan tidak layak karena bunga yang patut adalah bunga yang layak, dapat diterima banyak masyarakat dan memenuhi rasa keadilan. Penetapan bunga yang patut dan layak dapat terlihat pada bunga yang ditetapkan oleh bank terutama bank pemerintah. Akibat hukum penetapan bunga yang lebih tinggi dari bunga lembaga keuangan bank dalam perjanjian utang piutang tidak memiliki sebab yang halal, hal tersebut bertentangan dengan syarat sah perjanjian keempat yang diatur yakni, kausa yang halal. Konsekuensinya perjanjian yang telah dibuat akan menjadi batal demi hukum. Bentuk pertanggungjawaban debitur atas tidak dibayarkannya bunga tinggi yang ditetapkan dalam perjanjian utang piutang adalah debitur tetap harus membayar bunga dan kreditur dapat memperoleh haknya yang berupa bunga melalui gugatan kepada pengadilan dengan mendasar kepada perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Perjanjian Utang Piutang, Penetapan Bunga Tinggi, Asas Kepatutan
Subjects: K Law > K Law (General)
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 26 May 2014 06:34
Last Modified: 26 May 2014 09:22
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/5921

Actions (login required)

View Item View Item