Usulan Penyeimbangan Lintasan Produksi Dalam Upaya Mencapai Target Produksi Celana Cargo (Studi Kasus Di CV.Surya Satoe Production, Bandung)

Andrian, Dio Rizkita ( 0923092 ) (2014) Usulan Penyeimbangan Lintasan Produksi Dalam Upaya Mencapai Target Produksi Celana Cargo (Studi Kasus Di CV.Surya Satoe Production, Bandung). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
0923092_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (53Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0923092_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (122Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0923092_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (21Kb) | Preview
[img] Text
0923092_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (204Kb)
[img] Text
0923092_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (62Kb)
[img] Text
0923092_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (409Kb)
[img] Text
0923092_Chapter5.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (567Kb)
[img]
Preview
Text
0923092_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (12Kb) | Preview
[img] Text
0923092_Cover.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (93Kb)
[img]
Preview
Text
0923092_References.pdf - Accepted Version

Download (9Kb) | Preview

Abstract

CV. Surya Satoe Production adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang garment dengan jenis produk yang dihasilkan celana cargo, celana katun, kemeja, t-shirt dan jaket. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini adalah tidak tercapainya target produksi produk celana cargo. Kapasitas produksi yang dapat dicapai oleh perusahaan saat ini adalah sebesar 894.41 unit/minggu, sedangkan target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sebesar 900 unit/minggu. Untuk menutupi kekurangan pencapaian target produksi, perusahaan melakukan kerja lembur. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya produksi. Berdasarkan hasil pengamatan, hal ini dikarenakan ketidakseimbangan beban kerja antar stasiun kerja. Beberapa stasiun kerja terlihat delay pada stasiun kerja permak, serta terdapat penumpukan barang setengah jadi (bottleneck) pada stasiun kerja pemasang kancing. Oleh karena ini, penulis akan mengusulkan penyeimbangan lintasan produksi yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan. Dalam melakukan penyeimbangan lintasan produksi, penulis terlebih dahulu melakukan pengukuran waktu proses untuk setiap elemen kerja. Selanjutnya dilakukan pengujian kenormalan, keseragaman dan kecukupan terhadap data waktu yang diperoleh. Kemudian dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku, dimana waktu tersebut digunakan untuk melengkapi Peta Proses Operasi (PPO) yang dibuat. Berdasarkan PPO tersebut, penulis membuat Precedence Diagram. Setelah itu, penulis membuat perhitungan penyeimbangan lintasan dengan menggunakan 3 alternatif metode penyeimbangan lintasan produksi, yaitumetode Helgeson-Birnie Approach (Rank Positional Weight), Kilbridge-Wester Heuristic (Region Approach) dan Moodie-Young. Setelah melakukan penyeimbangan lintasan dengan 3 metode tersebut, penulis membandingkan 3 metode tersebut berdasarkan efisiensi lintasannya. Metode dengan efisiensi lintasan terbaik akan dipilih untuk menjadi metode usulan lintasan produksi perusahaan. Hasil perhitungan Metode Moodie-Young, Region Approach, dan Rank Positional Weight berturut-turut menghasilkan efisiensi lintasan sebesar 47.19%, 53.35%, dan 47.72%. Jumlah stasiun kerja yang dihasilkan sebesar 18, 16, dan 17 stasiun kerja. Kapasitas produksi yang dihasilkan oleh ketiga metode berbeda-beda, yaitu sebesar 996.13 unit/minggu untuk metode Moodie-Young, 959.10 unit/minggu untuk metode Region Approach, dan 952.51 unit/minggu untuk metode Rank Positional Weight. Oleh karena itu, metode yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan adalah metode Region Approach, karena dibandingkan 2 alternatif metode penyeimbangan lainnya, metode Region Approach memiliki ukuran performansi yang paling baik. Manfaat yang diperoleh perusahaan dari penerapan metode Region Approach adalah peningkatan efisiensi lintasan naik dari 38.95% menjadi 53.35% atau sebesar 14.40%, pengurangan jumlah stasiun kerja dari 18 menjadi 16 stasiun dan peningkatan kapasitas produksi dari 894.41 menjadi 959.10 unit/minggu. Dengan peningkatan kapasitas yang terjadi, maka target produksi perusahaan dapat tercapai, bahkan melampaui target sebanyak 59.10 unit/ minggu.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
Divisions: Faculty of Engineering > 23 Industrial Engineering Department
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 08 May 2014 08:19
Last Modified: 08 May 2014 08:19
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/5629

Actions (login required)

View Item View Item