Pratiwi, (0130046) (2009) Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres pada Orang dengan HIV/AIDS karena Napza Suntik Usia 20-30 Tahun di Yayasan 'X' Bandung. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0130046_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (383Kb) | Preview |
|
|
Text
0130046_Appendices.pdf - Accepted Version Download (466Kb) | Preview |
|
|
Text
0130046_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (426Kb) | Preview |
|
Text
0130046_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (435Kb) |
||
Text
0130046_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (327Kb) |
||
Text
0130046_Chapter4.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (329Kb) |
||
|
Text
0130046_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (290Kb) | Preview |
|
Text
0130046_Cover.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (496Kb) |
||
|
Text
0130046_References.pdf - Accepted Version Download (294Kb) | Preview |
Abstract
Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat stres pada orang dengan HIV/AIDS (Odha) karena napza suntik usia 20-30 tahun di Yayasan “X” Bandung. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Odha yang berusia antara 20 sampai 30 tahun, terinfeksi HIV/AIDS karena napza suntik dan tergabung dalam Yayasan ‘X’ Bandung. Sample ditentukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh 50 orang responden. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner derajat stres yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori derajat stres dari Lazarus (1984) dan teori reaksi terhadap stres dari Sarafino (1990). Berdasarkan rumus korelasi Rank Spearman diperoleh validitas antara 0.328-0.794 dan dengan rumus Alpha Cronbach diperoleh reliabilitas sebesar 0.965. Hasil pembahasan diolah dengan menggunakan teknik distribusi frekwensi dan tabulasi silang. Hasilnya antara lain 56% derajat stres Odha karena napza suntik usia 20-30 tahun di Yayasan ’X’ Bandung tergolong pada kategori tinggi dan 44% mengalami stres yang tergolong derajat stres rendah. Odha dengan derajat stres tinggi paling sering menunjukkan reaksi terhadap stres pada aspek perilaku sosial sebesar 92,9%, pada aspek biologis sebesar 82,1%, dan reaksi kognitif yang rendah sebesar 60,7%. Pada Odha dengan derajat stres rendah, seluruhnya (100%) menunjukkan reaksi terhadap stres pada aspek emosi yang rendah dan memunculkan reaksi kognitif yang tinggi sebesar 54,5%. Bagi Odha di Yayasan ’X’ Bandung, timing, ambiguity, imminence, dan beliefs adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kognitif Odha dan menentukan perbedaan intensitas munculnya reaksi- reaksi terhadap stres. Selain itu stressor berupa ancaman kematian pada penderita HIV/AIDS, penyakit oportunistik yang mungkin muncul setelah terinfeksi HIV/AIDS, serta diskriminasi dan stigmatisasi masyarakat dalam pendidikan, pekerjaan dan pergaulan/interaksi sosial menjadi hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya derajat stres yang dialami Odha di Yayasan ’X’ Bandung. Berdasarkan hasil penelitian maka saran dari peneliti adalah dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan teknik yang berbeda serta menggali lebih dalam stressor dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penilaian kognitif yang menentukan tinggi rendahnya derajat stres yang dialami oleh Odha di Yayasan ’X’ Bandung.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 28 Apr 2014 10:34 |
Last Modified: | 28 Apr 2014 10:34 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/5486 |
Actions (login required)
View Item |