Rossalya, Widia ( 0223041 ) (2009) Analisis dan Usulan Perbaikan Ruang Perawatan Kecantikan Ditinjau Dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus Di Geinevere Beauty Centre, Bandung). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0223041_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (379Kb) | Preview |
|
|
Text
0223041_Appendices.pdf - Accepted Version Download (1949Kb) | Preview |
|
|
Text
0223041_Chapter 1.pdf - Accepted Version Download (111Kb) | Preview |
|
Text
0223041_Chapter 2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (243Kb) |
||
Text
0223041_Chapter 3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (139Kb) |
||
Text
0223041_Chapter 4.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (2080Kb) |
||
Text
0223041_Chapter 5.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1177Kb) |
||
Text
0223041_Chapter 6.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1521Kb) |
||
|
Text
0223041_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (98Kb) | Preview |
|
Text
0223041_Cover.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (469Kb) |
||
|
Text
0223041_References.pdf - Accepted Version Download (251Kb) | Preview |
Abstract
Beauty centre merupakan tempat untuk melakukan perawatan kecantikan, tidak hanya terbatas pada kulit wajah saja tetapi juga seluruh bagian tubuh. Untuk itu, perlu adanya fasilitas fisik yang baik agar dapat menunjang kenyamanan pelanggan pada saat melakukan perawatan. Saat ini, Geinevere Beauty Centre mempunyai permasalahan dengan fasilitas fisik yang dimiliki yaitu masih terasanya tonjolan-tonjolan paku pada bagian alas duduk dan sandaran tangan pada kursi tamu sehingga pelanggan menjadi kurang nyaman. Permasalahan lain adalah cukup tingginya temperatur udara sehingga pelanggan maupun karyawan merasa kurang nyaman; cahaya yang masuk melalui pintu dan jendela kaca cukup menyilaukan baik untuk dokter maupun untuk pelanggan; fiber glass yang terlihat kotor dan kusam juga membuat pelanggan merasa terganggu. Data-data yang digunakan antara lain data anthropometri yang diambil dari buku “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto, dimensi ruangan yang akan dirancang, data lingkungan fisik, data tentang tata letak fasilitas fisik dalam ruangan, dan data-data dimensi fasilitas fisik yang ada yaitu ranjang, meja dokter, meja resepsionis, meja tamu, meja rias, meja makan karyawan, kursi dokter, kursi pasien, kursi bundar, kursi resepsionis, kursi tamu single, kursi tamu double, kursi meja rias, kursi keramas, kursi meja makan karyawan, lemari serbaguna 1, lemari serbaguna 2, loker karyawan, rak serbaguna 1, rak serbaguna 2, rak serbaguna 3, dan rak peralatan salon. Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan data yang meliputi perbandingan data anthropometri dengan data fasilitas fisik. Selanjutnya dilakukan analisis perbandingan data anthropometri, use value, esteem value, kelebihan dan kekurangan produk. Selain itu, dilakukan juga analisis terhadap lingkungan fisik. Dari hasil analisis, semua fasilitas fisik yang ada sudah ergonomis, kecuali kursi resepsionis. Lingkungan fisik dan tata letak fasilitas fisik yang ada masih kurang baik. Oleh karena itu, dilakukan perancangan usulan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas fisik. Perancangan fasilitas fisik dilakukan sebanyak tiga buah, setiap rancangan dibuat sendiri oleh penulis. Kemudian dilakukan pemilihan fasilitas fisik terbaik dengan menggunakan metode concept scoring. Fasilitas fisik yang terpilih yaitu meja resepsionis alternatif 2, meja rias alternatif 3, kursi pasien alternatif 2, kursi resepsionis alternatif 1, kursi tamu single alternatif 2, dan kursi tamu double alternatif 2. Usulan lingkungan fisik antara lain mengganti lampu VE 18W dengan lampu VE 58W; penambahan lampu TL 20W pada meja rias di ruang salon 2 & lulur; penggunaan facial lamp s 1000 lux pada ruang konsultasi dan perawatan; memasang penghalang sinar dari tanaman rambat atau tirai bambu; fiber glass dibersihkan dua minggu sekali; pemasangan 3 buah AC; AC pada ruang salon 1sebaiknya digunakan; pemasangan alat dehumidifier CFM-25 untuk mengurangi kelembaban. Rancangan tata letak fasilitas fisik tidak mengubah bentuk bangunan, hanya mengubah posisi ruangan, yaitu ruang konsultasi menjadi ruang salon 1, ruang perawatan menjadi ruang salon 2 & lulur, ruang salon 1 menjadi ruang konsultasi, dan ruang salon 2 & lulur menjadi ruang perawatan. Selain itu, pada ruang salon 2 & lulur diberi sekat untuk membatasi ruang lulur dan salon 2.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering > 23 Industrial Engineering Department |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 28 Oct 2013 08:50 |
Last Modified: | 28 Oct 2013 08:50 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/4471 |
Actions (login required)
View Item |