Anggiasari, Amanda ( 0110106 ) (2005) Pseudomembranous Colitis Yang Disebabkan Clostridium difficile : Patogenesis, Terapi, dan Pencegahannya (Studi Pustaka). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0110106_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (271Kb) | Preview |
|
|
Text
0110106_Appendices.pdf - Accepted Version Download (172Kb) | Preview |
|
|
Text
0110106_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (173Kb) | Preview |
|
Text
0110106_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (2956Kb) |
||
Text
0110106_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (225Kb) |
||
|
Text
0110106_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (119Kb) | Preview |
|
|
Text
0110106_Cover.pdf Download (143Kb) | Preview |
|
|
Text
0110106_References.pdf - Accepted Version Download (234Kb) | Preview |
Abstract
Pseudomembranous colitis adalah suatu penyakit inflamasi akut pada kolon, yang ditandai oleh adanya lapisan eksudat difus atau noduler pada mukosa kolon. Pseudomembranous colitis disebabkan oleh bakteri Clostridium difficile. Clostridium difficile dapat berkembang biak dalam kolon manusia apabila keseimbangan ekosistem flora normal dalam kolon terganggu oleh antibiotika spektrum luas, misalnya klindamisin, ampisilin, dan sefalosporin. Setelah berkoloni dalam kolon, Clostridium difficile menghasilkan toksin, yaitu toksin A dan toksin B. Toksin Clostridium difficile bekerja dengan cara merusak filamen aktin mukosa kolon, sehingga tidak dapat mengendalikan gerakan cairan (hal ini menyebabkan akumulasi cairan). Toksin A mengaktivasi neuron, menarik, dan mengaktivasi PMN, sehingga sel-sel PMN bergerak ke mukosa kolon, menyebabkan respons inflamasi. Toksin B menyebabkan kerusakan mukosa kolon dan jaringan di bawahnya. Lesi yang terbentuk terdiri dari akumulasi sel-sel radang dan sel-sel mati yang membentuk lapisan berwarna kekuning-kuningan pada permukaan mukosa kolon. Terapi pseudomembranous colitis secara spesifik yaitu dengan menggunakan metronidazole (terapi lini pertama), vankomisin, basitrasin, teikoplanin, rifampisin, dan kolestiramin. Untuk pasien yang sering kambuh, dapat dilakukan rekolonisasi flora normal kolon, yaitu dengan Lactobacillus GG, Clostridium butyricum, dan Saccharomyces boulardii. Pencegahan pseudomembranous colitis dilakukan dengan cara menghindari penggunaan antibiotik tanpa adanya indikasi yang tepat, menjaga higiene para staf rumah sakit, dan imunisasi pasif dengan Bovine Immunoglobulin Concentrate-Clostridium difficile.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pseudomembranous colitis, Clostridium difficile, Terapi, Pencegahan |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 30 May 2013 08:16 |
Last Modified: | 09 Aug 2017 03:49 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/3550 |
Actions (login required)
View Item |