Limmargo, Inggreat ( 0110098 ) (2005) Mekanisme Toksigenitas Molekuler dan Potensi Medik Toksin Difteri (Studi Pustaka). Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0110098_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (257Kb) | Preview |
|
|
Text
0110098_Appendices.pdf - Accepted Version Download (92Kb) | Preview |
|
|
Text
0110098_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (167Kb) | Preview |
|
Text
0110098_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (2154Kb) |
||
Text
0110098_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (308Kb) |
||
|
Text
0110098_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (119Kb) | Preview |
|
|
Text
0110098_Cover.pdf Download (150Kb) | Preview |
|
|
Text
0110098_References.pdf - Accepted Version Download (192Kb) | Preview |
Abstract
Penyakit difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang terjadi pada saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae strain toksigenik. Penyakit difteri sangat menular dan dapat menimbulkan kematian karena hipoksia akibat terjadinya obstruksi saluran pernafasan oleh pseudomembran. Walaupun penyakit difteri di Indonesia sudah berkurang, namun masih tetap harus diwaspadai karena adanya kemungkinan seseorang menjadi karier dan merupakan sumber penularan. Dewasa ini telah diperkenalkan suatu metode baru dalam terapi kanker dengan pemanfaatan toksin difteri. Tujuan dari penulisan karya tulis ini untuk lebih mengetahui patogenesis dan regulasi Corynehacterium diphtheriae serta penggunaan terapeutik toksin difteri. Patogenesis Corybacterium diphtheriae dimulai dengan kolonisasi di daerah saluran pernafasan atas, kemudian dihasilkan eksotoksin yang akan mengaktifkan EF-2 sehingga sintesis protein terhenti dan berakibat kematian sel. Regulasi terhadap toksin difteri diatur oleh bakteri sendiri melalui gen dtxR yang diaktifkan oleh sistem Fe. Untuk tujuan terapeutik, toksin difteri telah mengalami berbagai modifikasi seperti substitusi ataupun mengalami rekayasa germline sehingga toksisitasnya hanya tertuju pada sel-sel kanker. Kesimpulan dari penulisan karya tulis ini adalah bahwa patogenesis penyakit difteri terjadi karena adanya eksotoksin; toksin difteri. Sedangkan regulasinya bergantung pada korelasi antara Fe ekstraseluler dan gen dtxR. Toksin difteri juga berguna dalam aplikasi terapeutik seperti untuk sel-sel tumor ataupun set yang terinfeksi HIV.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 29 May 2013 09:58 |
Last Modified: | 09 Aug 2017 03:38 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/3543 |
Actions (login required)
View Item |