Rinto D.S., ( 0021052 ) (2003) Desain Tahan Gempa Struktur Beton Bertulang Penahan Momen Menengah Berdasarkan SNI Beton 03-2847-2002 dan SNI Gempa 03-1726-2002. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
0021052_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (645Kb) | Preview |
|
|
Text
0021052_Appendices.pdf - Accepted Version Download (14Kb) | Preview |
|
|
Text
0021052_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (16Kb) | Preview |
|
Text
0021052_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (629Kb) |
||
Text
0021052_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (155Kb) |
||
Text
0021052_Chapter4.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (47Kb) |
||
|
Text
0021052_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (13Kb) | Preview |
|
Text
0021052_Cover.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (179Kb) |
||
|
Text
0021052_References.pdf - Accepted Version Download (11Kb) | Preview |
Abstract
Indonesia merupakan negara rawan gempa, maka sebaiknya setiap bangunannya harus didesain terhadap gempa. Pada tulisan ini bangunan yang akan di desain berada di Bandung yang merupakan wilayah gempa 4 maka cara pendesainan yang dipakai adalah struktur beton penahan momen menengah. Karena Indonesia memiliki Peraturan Perencanan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (03-2847-2002) dan Peraturan Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) yang baru, maka syarat desain harus memenuhi ketentuan peraturan diatas. Model gedung didesain menggunakan ETABS. Bentuk kolom yang digunakan yaitu lingkaran dengan diameter 50 cm, dan untuk balok induk persegi 60/40 cm , untuk balok anak ukuran 60/30 cm, pelat atap ukuran 10 cm dan pelat lantai ukuran 12 cm. Beban gempa yang dipakai adalah beban gempa sesuai wilayah gempa 4 tanah keras yaitu Ca = 0.24, Cv = 0.3 dengan menggunakan analisis dinamik ragam spektrum respons. Karena fungsi gedung adalah kantor maka beban hidup untuk lantai = 250 kg/m2, beban hidup atap = 100 kg/m2, beban mati tambahan = 150 kg/m2 dan berat sendiri dihitung oleh program ETABS. Untuk memeriksa simpangan antar tinggkat harus dibuat model gedung yang sama dimana periode (T) yang digunakan untuk menghitung faktor skala adalah periode(T) yang dari ETABS dimana pada tulisan ini didapat periode (T)=1.532957det. Simpangan antar tingkat yang didapat masih memenuhi syarat yaitu 1.9584 mm lebih kecil dari 0.03/ R kali tinggi tingkat atau 30mm. Gaya dalam balok dari ETABS akan digunakan untuk menghitung jumlah tulangan lentur dan geser untuk balok dan kolom secara manual dengan menggunakan Mathcad yang hasilnya akan dibandingkan dengan hasil ETABS. Untuk mendesain kolom digunakan program PCACOL. Tulangan lentur yang digunakan yaitu 19, 22, 25 mm, sedangkan tulangan geser memakai diameter 10 mm. Untuk tulangan geser balok diperoleh D10-135 mm, sedangkan tulangan geser kolom diperoleh D10-100 mm.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 21 Mar 2013 10:24 |
Last Modified: | 24 Jan 2018 04:49 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/2879 |
Actions (login required)
View Item |