Khairunnisa, Putri Nadia (1590056) (2019) Perbandingan Tingkat Kebocoran Pengisian Saluran Akar Menggunakan Sistem Obturasi Yang Berbeda Pada Sepertiga Apikal. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.
|
Text
1590056_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version Download (259Kb) | Preview |
|
Text
1590056_Appendices.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (1227Kb) |
||
|
Text
1590056_Chapter1.pdf - Accepted Version Download (339Kb) | Preview |
|
Text
1590056_Chapter2.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (480Kb) |
||
Text
1590056_Chapter3.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (307Kb) |
||
Text
1590056_Chapter4.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Download (503Kb) |
||
|
Text
1590056_Conclusion.pdf - Accepted Version Download (115Kb) | Preview |
|
|
Text
1590056_Cover.pdf - Accepted Version Download (312Kb) | Preview |
|
|
Text
1590056_References.pdf - Accepted Version Download (241Kb) | Preview |
Abstract
Pengisian saluran akar secara tiga dimensi dan hermetis pada bagian apikal maupun koronal merupakan tujuan yang paling penting untuk mencegah kebocoran, kontaminasi dan rekolonisasi bakteri yang tersisa setelah perawatan saluran akar. Ingle dan Beveridge menemukan 60% dari kegagalan perawatan endodontik disebabkan oleh kebocoran apikal. Berbagai teknik diperkenalkan untuk mencegah kebocoran saluran akar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan tingkat kebocoran pengisian saluran akar menggunakan sistem obturasi yang berbeda pada sepertiga apikal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Sampel yang digunakan adalah gigi premolar rahang bawah sebanyak 15 sampel yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok teknik continuous wave, kelompok teknik single cone dan kelompok teknik kondensasi lateral. Pengujian kebocoran apikal menggunakan metode dye penetration dan dilihat dengan stereomikroskop perbesaran 20X. Data yang didapatkan di analisis menggunakan uji Kruskall-Wallis dengan = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang signifikan secara statistik memperlihatkan kelompok II lebih baik dibandingkan dengan kelompok I, kelompok I lebih baik dibandingkan dengan kelompok III, dimana nilai signifikansi p < 0,05. Pada kelompok II, III memperlihatkan hasil yang tidak signifikan dimana nilai p > 0,05. Kesimpulan penelitian adalah teknik single cone dengan GuttaFlow2 memiliki kebocoran apikal yang paling rendah dibandingkan teknik continuous wave dan teknik kondensasi lateral.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kebocoran apikal, teknik continuous wave, teknik single cone, teknik kondensasi lateral |
Subjects: | R Medicine > RK Dentistry |
Divisions: | Faculty of Dentistry > 90 Bachelor of Dentistry Program |
Depositing User: | Perpustakaan Maranatha |
Date Deposited: | 29 Nov 2021 07:33 |
Last Modified: | 29 Nov 2021 07:33 |
URI: | http://repository.maranatha.edu/id/eprint/28531 |
Actions (login required)
View Item |