Pengaruh Cendawan Ulat Cina (Cordyceps sinensis (Berk.)Sacc.) Terhadap Kadar TGF-B1 Dalam Serum Mencit Galur DDY (Mus musculus L.) Yang Diinduksi Dengan Parasetamol

Santoso, Fery Budiman ( 0510175 ) (2009) Pengaruh Cendawan Ulat Cina (Cordyceps sinensis (Berk.)Sacc.) Terhadap Kadar TGF-B1 Dalam Serum Mencit Galur DDY (Mus musculus L.) Yang Diinduksi Dengan Parasetamol. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img] Text
0510175_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (328Kb)
[img]
Preview
Text
0510175_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (621Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0510175_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (105Kb) | Preview
[img] Text
0510175_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (625Kb)
[img] Text
0510175_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (132Kb)
[img] Text
0510175_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (289Kb)
[img]
Preview
Text
0510175_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (89Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0510175_Cover.pdf

Download (58Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0510175_References.pdf - Accepted Version

Download (93Kb) | Preview

Abstract

Parasetamol merupakan analgetika yang banyak dan sering dipakai dalam periode waktu yang lama oleh masyarakat. Dalam hati, parasetamol akan bertransformasi menjadi metabolit yang bersifat reaktif dan toksik bagi hati dan dapat memicu proses inflamasi dan berakhir dengan kerusakan hati. Jejas hati kronik dapat mengakibatkan fibrosis hati yang merupakan kerusakan jaringan hati yang masih dalam stadium intermediet dan bersifat reversibel. Namun bila pengobatan tidak adekuat, fibrosis dapat berkembang menjadi sirosis. Cordyceps sinensis merupakan obat herbal dari Cina yang dapat menghambat aktivitasi sel stelat, ekspresi TGF- β1 dan PDGF. Penelitian ini dilakukan secara prospektif eksperimental komparatif laboratorium sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap. Hewan coba yang digunakan pada pernelitian ini adalah mencit jantan galur DDY, usia 8 minggu, dan berat badan20-25 gram. Mencit dibagi ke dalam 4 kelompok dengan n=6. Kepada masing-masing kelompok diberikan perlakuan sebagai berikut: (1) kelompok I, diberikan CMC 1%, (2) kelompok II: diberi Parasetamol 400 mg/kg BB sampai hari ke-5 dan diteruskan dengan CMC 1% sampai hari ke-12; kelompok III: diberi Cordyceps sinensis dari hari ke-5 sampai hari ke-12; Kelompok IV: diberi parasetamol 400mg/kg BB dari hari ke-1 sampai hari ke-5, lalu diteruskan dengan Cordyceps sinensis sampai hari ke-12. Mencit diambil darahnya pada hari ke-6 dan ke-13 dari vena retroorbital. Kadar TGF- β1 serum diperiksa dengan metode ELISA. Hasil yang diperoleh dari analisis statistik one-way ANOVA dan dilanjutkan Tukey HSD. Hasil penghitungan menunjukkan penurunan kadar TGF-β1 yang bermakna dengan p=0,007<α=0,05 antara kelompok II dan kelompok IV. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan, pemberian Cordyceps sinensis dapat menurunkan kadar TGF- β1 dalam serum mencit yang diinduksi parasetamol.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Fibrosis, Parasetamol, Cordyceps sinensis, TGF-B1
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 16 Oct 2012 07:51
Last Modified: 06 Oct 2017 03:26
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/2014

Actions (login required)

View Item View Item