Aktivitas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) Sebagai Antibakteri Terhadap Beberapa Bakteri In Vitro

Susanti, Debie ( 9910001 ) (2003) Aktivitas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) Sebagai Antibakteri Terhadap Beberapa Bakteri In Vitro. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
9910001_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (225Kb) | Preview
[img] Text
9910001_Appendices.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (1977Kb)
[img]
Preview
Text
9910001_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (175Kb) | Preview
[img] Text
9910001_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (949Kb)
[img] Text
9910001_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (182Kb)
[img] Text
9910001_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (187Kb)
[img]
Preview
Text
9910001_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (103Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
9910001_Cover.pdf

Download (141Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
9910001_References.pdf - Accepted Version

Download (103Kb) | Preview

Abstract

Temulawak telah dikenal sejak lama di Indonesia antara lain untuk jamu kesehatan. Temulawak juga merupakan salah satu obat tradisional yang sering digunakan untuk pengobatan rematik, demam, diare, peradangan pada kulit dan perawatan jerawat secara topikal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah temulawak mempunyai aktivitas antibakteri in vitro terhadap Staphylococcus aureus, Streptococcus viridans, Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae, Corynebacterium diphtheriae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhi, Shigella jlexneri, dan Vibrio cholerae. Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental. Aktivitas antibakteri perasan temulawak diukur dengan menggunakan metode "disc dif.Jitsion". Hasil percobaan menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan pada Saureus, S pyogenes, , S viridans, C. diphtheriae, K. pneumoniae, dan Vcholerae. Rata-rata diameter zona hambatan terbesar adalah 12,70 mm, yaitu pada S viridans. Hambatan pertumbuhan tidak terdapat pada Spneumoniae, E.coli, Styphi, dan S jlexneri. Perasan temulawak mempunyai aktifitas antibakteri secara in vitro dengan aktivitas terbesar pada S viridans dan terkecil pada Saureus tetapi tidak efektif pada 4 bakteri uji, yaitu Spneumoniae, E.coli, S typhi, dan S jlexneri. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang berbagai zat yang terkandung dalam temulawak yang bersifat sebagai antibakteri sehingga dapat mengatasi penyakit infeksi secara lebih efektif

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Faculty of Medicine > 10 School of Medicine
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 30 Oct 2015 08:27
Last Modified: 23 Aug 2017 07:54
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/16527

Actions (login required)

View Item View Item