Efek Herba Sambiloto (Andrographidis Herba) sebagai Imunomodulator Pada Mencit Dengan Dermatitis Alergika

Junarsa, Nevin Chandra ( 0210048 ) (2006) Efek Herba Sambiloto (Andrographidis Herba) sebagai Imunomodulator Pada Mencit Dengan Dermatitis Alergika. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img] Text
0210048_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (91Kb)
[img]
Preview
Text
0210048_Appendices.pdf - Accepted Version

Download (173Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
0210048_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (78Kb) | Preview
[img] Text
0210048_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (181Kb)
[img] Text
0210048_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (78Kb)
[img] Text
0210048_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (70Kb)
[img] Text
0210048_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (10Kb)
[img] Text
0210048_Cover.pdf

Download (71Kb)
[img] Text
0210048_References.pdf - Accepted Version

Download (19Kb)

Abstract

Sambiloto sebagai Tumbuhan Obat Asli Indonesia secara empiris dapat bermanfaat untuk pengobatan dermatitis alergika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sambiloto sebagai imunomodulator dengan indikator berkurangnya reaksi peradangan secara makroskopis, berkurangnya jumlah sel radang pada daerah lesi dan berkurangnya persentase eosinofil pada sediaan apus darah tepi mencit dengan dermatitis alergika. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium menggunakan hewan coba mencit jantan dengan galur Swiss Webster, berat badan 20 gram sejumlah 25 ekor dalam lima kelompok ( n = 5 ). Data yang diamati adalah hasil pengukuran diameter daerah peradangan, jumlah sel radang pada daerah lesi dan jumlah eosinofil pada sediaan apus darah tepi (dihitung dalam %) mencit dengan dermatitis alergika. Kelompok mencit yang diberi sambiloto peroral baik dengan dosis 0,013 g / mencit 20 g ( lebar peradangan 5,82 mm, jumlah sel radang pada daerah lesi 123,2 sel, persentase eosinofil 14,13 % ), 0,026 g / mencit 20 g ( lebar peradangan 5,68 mm, jumlah sel radang pada daerah lesi 72,8 sel, persentase eosinofil 7.6 % ), maupun 0,052 g / mencit 20 g ( lebar peradangan 0 mm, jumlah sel radang pada daerah lesi 60 sel, persentase eosinofil 4,93 % ) secara signifikan dapat mengurangi reaksi peradangan akibat pemberian ovalbumin, jumlah sel radang pada daerah lesi, dan persentase eosinofil ( p<0,05 ) jika dibandingkan kontrol positif ( lebar peradangan 9,29 mm, jumlah sel radang pada daerah lesi 306 sel, persentase eosinofil 24% ) Kesimpulan penelitian ini adalah sambiloto dapat berperan sebagai imunomodulator pada dermatitis alergika dengan indikator berkurangnya diameter daerah peradangan, jumlah sel radang pada daerah lesi dan persentase eosinofil pada sediaan apus darah tepi mencit.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Sambiloto, Imunomodulator, Dermatitis Alergika.
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 28 Jun 2012 09:05
Last Modified: 15 Sep 2017 02:22
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/1459

Actions (login required)

View Item View Item