Efek Bakterisidal Ekstrak Etanol rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Staphylocuccus aureus

Andriani, Janette ( 1010139 ) (2013) Efek Bakterisidal Ekstrak Etanol rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Staphylocuccus aureus. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha.

[img]
Preview
Text
1010139_Abstract_TOC.pdf - Accepted Version

Download (119Kb) | Preview
[img] Text
1010139_Appendices.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (5Mb)
[img]
Preview
Text
1010139_Chapter1.pdf - Accepted Version

Download (73Kb) | Preview
[img] Text
1010139_Chapter2.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (652Kb)
[img] Text
1010139_Chapter3.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (796Kb)
[img] Text
1010139_Chapter4.pdf - Accepted Version
Restricted to Registered users only

Download (94Kb)
[img]
Preview
Text
1010139_Cover.pdf

Download (392Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
1010139_Conclusion.pdf - Accepted Version

Download (73Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
1010139_CV.pdf - Accepted Version

Download (55Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
1010139_Journal.pdf - Accepted Version

Download (147Kb) | Preview
[img]
Preview
Text
1010139_References.pdf - Accepted Version

Download (98Kb) | Preview

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah tanaman yang mempunyai arti penting dalam dunia obat-obatan tradisional Indonesia yang dikenal sebagai perangsang nafsu makan. Staphylococcus aureus adalah bakteri komensal kulit dan mukosa, tetapi dapat menyebabkan penyakit bila ada jalur masuk misalnya melalui fisura kulit atau operasi, contohnya dermatitis, abses, infeksi sendi, endokarditis, bisul, pneumonia dan bakteriemia, keracunan makanan, dan toxic shock syndrome. Cara mengobati infeksi adalah dengan antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol rimpang temulawak (EERT) berefek bakterisidal terhadap Staphylococcus aureus. Desain penelitian bersifat eksperimental murni secara in vitro di laboratorium. Menggunakan Müeller Hinton Agar dengan metode difusi, dengan mengamati diameter zona inhibisi yang dibentuk oleh EERT dalam satuan milimeter, dan kontrol negatif air ditambah alkohol dan kontrol positif gentamisin. Data yang diperoleh diolah dengan anava dengan alfa sama dengan 5%, dilanjutkan dengan multiple comparisons Fisher’s LSD. Pada hasil penelitian didapatkan zona inhibisi terbesar terbentuk pada konsentrasi EERT 12,5% terhadap Staphylococcus aureus dengan diameter 10,3825 mm, sedangkan zona inhibisi terkecil didapatkan pada konsentrasi 1,5625% dengan diameter 8,3688 mm, data diuji dengan anava didapatkan hasil yang signifikan dengan p <0,01. Dilanjutkan dengan multiple comparisons Fisher’s LSD. Rerata temulawak dan kontrol negatif (0,0000 mm) mempunyai berbandingan yang signifikan dengan p <0,01 yang berarti temulawak mempunyai efek bakterisidal. Jika rata-rata temulawak dibandingkan dengan kontrol positif (24,45 mm), didapatkan hasil yang signifikan dengan diameter zona inhibisi temulawak lebih kecil daripada kontrol positif, hal ini membuktikan kekuatan temulawak masih dibawah kontrol negatif. Kesimpulan dari percobaan ini adalah ekstrak etanol rimpang temulawak berefek bakterisidal terhadap Staphylococcus aureus.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kata kunci : ekstrak etanol rimpang temulawak, Staphylococcus aureus, zona inhibisi.
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Faculty of Medicine > 10 School of Medicine
Depositing User: Perpustakaan Maranatha
Date Deposited: 07 May 2015 10:20
Last Modified: 24 Oct 2017 06:18
URI: http://repository.maranatha.edu/id/eprint/12242

Actions (login required)

View Item View Item